|Bagian 14| Rumah Aluna

659 68 9
                                    


Welcambek di lapak Aluna 🤸

Baru bisa update, soalnya sibuk ngestreaming M/V suami. Wkwk.

Jangan lupa vote kalau mau cepat update 💅

Jangan lupa vote kalau mau cepat update 💅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Rumah Alaska.

Allura membuka pintu kamar Alaska, tapi dia tidak menemukan ada tanda-tanda Alaska di ruangan bernuansa putih itu.

Allura meremas jarinya."Dia pasti marah. Pergi kemana dia saat hujan gini." Allura menutup pintu kamar.

"Eh." Allura hampir saja menabrak Aileen yang tiba-tiba ada di depannya.

"Alaska belum pulang?" Tanya Aileen.

Allura menganggukkan kepala.

"Saya minta maaf, sudah membuat keributan disini."Aileen mengelus rambut Allura, membuat desiran aneh menjalar di tubuhnya. Helusan itu, sudah lama Allura tidak merasakannya.

Allura menggeleng keras. Tidak, jangan terpengaruh. Meksipun Allura sangat ingin memiliki Ibu, dia tidak akan menerima Aileen sebelum Alaska mengizinkannya.

Allura tidak akan melawan keinginan Alaska.

Aileen sudah menjadi alasan Alaska di tampar hari ini. Allura tidak akan memaafkannya.

"Mendingan lo pergi aja. Gue nggak butuh sosok Ibu lagi. Jangan ngerusak keluarga ini lagi. Gue ga akan tinggal diam." Allura menatap sinis ke arah Aileen.

Aileen menggeleng."Saya tidak ingin merusak keluarga ini, justru. Saya ingin memperbaikinya."

Allura berdecih. Kemudian mencengkram pipi Aileen secara tiba-tiba."Lo nggak tau seberapa kejamnya gue. Kalau sampai kakak gue di pukulin lagi karena lo, gue bakal buat hidup lo menderita. Ngerti?"

"Allura!"

Cengkraman Allura melemas bersamaan dengan bentakan itu.

Anton berjalan ke arahnya dengan wajah datar."Siapa yang mengajarimu bersikap tidak sopan, hmm?"Tanya Anton lembut, namun tidak dengan tatapannya.

Aileen mengelus lengan Anton."Sudahlah. Aku tidak papa."

Anton mengelus rambut Allura."Papa perlu bicara sama kamu."

"Sayang."

Anton menatap Aileen, mengelus pipinya pelan."Aku hanya akan menasehatinya. Kamu tunggu saja aku di mobil."

"Janji?"

Anton mengangguk.

Aileen menatap Allura, sebelum akhirnya pergi.

Anton menarik pergelangan tangan Allura, membawanya ke sebuah tempat dimana Allura akan menyadari perbuatannya.

"Papa. Jangan bawa aku kesana." Allura berusaha melepaskan tangannya dari cengkeraman Ayahnya, tapi tenaganya tidak sekuat itu.

Choose Your Choice | End ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang