Holla!!!!
Kembali lagi di lapak Choose Your Choice 🤍
Selamat membaca, jangan lupa vote. Jangan diam-diam aja. Gratis kok, tinggal klik bintang yang ada di pojok kiri. Oke??
Maaf untuk typo dan lainnya.
Ayo. Langsung gass aja!!!!
Aluna duduk di sebelah makam Arkan. Pemakaman telah selesai di lakukan. Amara di larikan ke rumah sakit karena kondisi kesehatannya menurun drastis. Kini, hanya ada Aluna dan Aswin disini.
Aswin berdiri di sebelahnya, memegang payung berwarna hitam agar Aluna tidak kehujanan. Gadis itu sudah duduk selama kurang lebih satu jam tanpa mengatakan apapun. Dia hanya memandang nisan Arkan, dengan air mata yang tidak berhenti mengalir dari pelupuk matanya.
"Arkan nggak akan suka liat lo sedih, Lun."
"Aku tau, Aswin. Cuma hari ini aja. Aku nggak mau pura-pura baik-baik aja. Aku nggak bisa nutupin kesedihan aku,"jawabnya sambil mengelus nisan Arkan.
Aswin mensejajarkan dirinya dengan Aluna."Lo udah disini selama satu jam. Lo bisa sakit, hujannya makin deras. Kita pulang, ya?"
Aluna menggelengkan kepalanya."Kak Arkan sendirian disini. Aku mau nemenin Kak Arkan sebentar."
Aswin menghela napas."Lo bisa datang lagi besok, dan seterusnya. Lo juga harus mikirin kesehatan lo. Gue udah janji sama Arkan bakal ngejaga lo."
Aluna menoleh ke arah Aswin."Aku jahat ya, sama Kak Arkan?"
"Maksud lo?"
Aluna menyeka air matanya."Sampai akhir, aku nggak bisa balas perasaan Kak Arkan."
Aswin mengelus pundak Aluna."Jangan salahin diri lo sendiri. Kita pulang. Nanti kita kesini lagi. Lo harus sehat buat jenguk Arkan tiap hari kan?" Aswin berusaha untuk meyakinkan Aluna.
"Kamu benar. Kalau aku sakit, Bunda pasti makin sedih lagi."
Aswin membantu Aluna berdiri. Mereka berdua memandangi makam Arkan selama beberapa detik, sebelum akhirnya pergi meninggalkan pemakaman.
Aswin benar. Aluna harus merawat dirinya. Amara hanya memilikinya dan Adit sekarang. Aluna tidak ingin menambah beban pikiran Amara jika sampai dia sakit. Amara mungkin bisa berpura-pura tegar di hadapannya tapi Aluna tau kematian Arkan memberikan pukulan yang kuat untuk Amara.
Aswin membukakan pintu untuk Aluna. Setelah Aluna masuk ke dalam mobil, Aswin segera menyusul karena hujan turun semakin deras. Aswin mengambil sesuatu di kursi belakang. Sebuah tote bag yang berisikan jaketnya.
"Pakai. Nanti lo masuk angin." Aswin memberikan jaket kulit berwarna coklat pada Aluna.
Aluna menerimanya, tidak lupa dengan senyuman tipis di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Your Choice | End ✔️
Fiksi RemajaFollow sebelum membaca ^_^ Ini kisah tentang Aluna yang terjebak di antara tiga most wanted sekolah yang saling bermusuhan, karena suatu tragedi. Alaska, pria kasar, egois, dan penuh misteri. Arkan, pria dengan selera humornya yang selalu membuat Al...