|Bagian 47|I Love You, Prince Alaska

430 47 2
                                    


Yeayyy bisa mengalahkan kemageran dan update wkwk.

Jangan lupa vote. Yakali ga di vote, gratis lhoo.

Okayy langsung aja. Selamat membaca sayangku 🌻

 Selamat membaca sayangku 🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Seorang anak kecil berumur sekitar 13 tahun terlihat berjalan dengan senyuman merekah, tangannya memegang sebuah kamera kecil. Dia adalah Alaska, dan hari ini adalah ulang tahun.

Sejak kecil, Alaska suka mengabaikan setiap momen ulang tahunnya. Ada sebuah pesta yang cukup mewah di rumahnya, Alaska berjalan menyusuri setiap sudut ruangan untuk merekam setiap dekorasi rumah yang sangat indah. Semuanya di siapkan oleh Amanda--Mamanya Alaska.

"Mama dimana, ya? Aska kan pengen ngerekam Mama,"pikir Alaska.

"Bibi. Mama dimana?"Tanya Alaska pada asisten rumah tangganya.

"Di kamar, Tuan."

Alaska mengangguk. Dengan senyuman merekah, Alaska kembali menghidupkan kameranya. Melangkahkan kakinya menuju kamar Amanda, saat ini Mamanya pasti sedang berhias.

Setelah sampai di depan pintu, tangan mungil Alaska memutar kenop pintu. Mengerutkan keningnya, suasana kamar redup. Hanya cahaya lilin yang berjejer di lantai yang menerangi ruangan yang cukup besar ini.

"Ma?"panggil Alaska.

Tidak ada jawaban.

"Apa ini?" Pikir Alaska saat merasakan keanehan di sepatunya. Alaska menoleh ke bawah, ada genangan air kecil. Apakah Mamanya sedang mandi? Begitulah yang ada di pikiran Alaska.

Alaska melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, dengan perasaan deg-degan Alaska membuka pintu kamar mandi.

Tubuhnya membeku, napasnya tercekat. Dunia Alaska terasa terbelah menjadi dua, antara kenyataan dan juga kehancuran. Matanya menatap fokus pada sosok Amanda yang berendam di bathtub. Air berubah menjadi merah karena darah yang mengucur di pergelangan tangan Amanda.

Kamera yang ada di tangan Alaska jatuh begitu saja ke lantai. Bersamanya dengan tubuh Alaska yang melemas, dan terjatuh ke lantai.

"Mama?"panggilnya dengan tangan gemetar.

Penglihatannya mulai samar-samar memburam, sampai akhirnya semuanya gelap.


"Mama!"

Alaska membuka matanya. Napasnya tidak beraturan, keringat membasahi keningnya. Alaska menatap sekelilingnya, dia masih ada di ruang karaoke. Alaska mengubah posisinya menjadi duduk.

Memijat pelipisnya."Bangsat," umpatnya.

Dia mencari keberadaan Arkan. Pria itu sudah tidak ada disini. Semakin membuat Alaska marah. Apakah Alaska mengatakan sesuatu yang aneh tadi? Alaska lupa!

Choose Your Choice | End ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang