Kalau kalian nanya, kok di publish ulang? Itu karena banyak banget kesalahan di cerita ini sebelumnya. Jadi, aku putusin buat revisi dan publish ulang.Mungkin beberapa alur akan berubah, jadi yang dulu udah baca. Baca dari awal lagi, ya. Biar ga bingung nanti hehehe.
Semoga betah di lapak ini :")
Maaf jika banyak penulisan yang salah karena saya masih pemula, jadi masih perlu banyak belajar hehehe.
Jangan lupa untuk selalu menekan Vote, karena vote itu ibarat notifikasi doi yang selalu kalian tunggu :p
Air mata mulai menetes, membasahi pipi gadis yang tengah merenungkan nasibnya. Kenapa dunia begitu kejam padanya, apakah harus menjadi cantik untuk bisa di hargai?
Semua hari-hari yang gadis itu lalui penuh dengan hinaan, caci maki, dan ketidakadilan.
Tangannya mulai meremas pagar pembatas antara jalan, dan jurang. Mata sipitnya bisa melihat gelapnya jurang di bawah, dia tidak ingin hidup seperti ini lagi. Lebih baik mengakhirinya sekarang, toh jika dia mati. Tidak akan ada yang merasa kehilangan.
Sahabatnya melakukan hal yang sama, dan mungkin Aluna bisa bertemu dengan sahabatnya di alam sana.
Aluna, gadis kesepian yang selalu di kucilkan. Setiap hari menerima hinaan, dan bullying. Aluna kuat, tapi tidak lagi. Setelah sahabat yang selalu mendukungnya telah pergi dengan cara yang tidak pernah dia bayangkan.
"Apa penderitaan ku bisa hilang? Aku nggak pengen hidup. Tuhan, kalau aku masih mendapatkan kesempatan untuk hidup. Tolong, beri aku hidup yang lebih baik dari ini."
Mungkin ini yang terbaik, Aluna akan mengakhirinya disini.
"Maafkan aku Ayah, aku ingin pergi."
Aluna menunduk, matanya mengarah ke jurang gelap itu. Mungkin ini yang tebaik.
Sementara itu, seorang laki-laki berlari ke arah Aluna, tidak butuh waktu yang lama untuk pria tersebut sampai. Tidak ingin membuang waktu, pria itu menarik tangan Aluna. Aluna terkejut akibat di tarik hingga dia terjatuh di atas kerasnya trotoar.
Aluna beruntung, kepalanya tidak membentur kerasnya trotoar.
"Lo gila?!" Bentak pria itu marah.
Aluna bangkit, pantatnya terasa sangat sakit.
"Ngapain kamu nyelamatin aku? Aku pengen mati!" Aluna hendak kembali ke pembatas jalan. Namun. Lagi-lagi tangannya di tarik sangat keras hingga dia hampir berpelukan dengan pria asing ini.
"Selesaikan masalahnya, bukan hidup lo bego!"
Aluna menunduk, untuk sesaat dia merasa sangat bodoh. Bagaimana dia bisa berpikir untuk mengakhiri hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Your Choice | End ✔️
Novela JuvenilFollow sebelum membaca ^_^ Ini kisah tentang Aluna yang terjebak di antara tiga most wanted sekolah yang saling bermusuhan, karena suatu tragedi. Alaska, pria kasar, egois, dan penuh misteri. Arkan, pria dengan selera humornya yang selalu membuat Al...