Follow sebelum membaca ^_^
Ini kisah tentang Aluna yang terjebak di antara tiga most wanted sekolah yang saling bermusuhan, karena suatu tragedi.
Alaska, pria kasar, egois, dan penuh misteri.
Arkan, pria dengan selera humornya yang selalu membuat Al...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Motor kawasaku ninja milik Arkan melaju cepat, seakan berlomba dengan matahari yang hampir menunjukkan sinarnya. Untungnya jalanan tidak terlalu macet, Arkan menepikan motornya di depan gerbang rumah Aluna.
Ternyata gerbangnya tidak terkunci. Arkan berdecak."Ck, gimana kalau ada maling yang masuk?" Arkan membuka gerbang, kembali melajukan motornya sampau di depan halaman rumah Aluna.
Arkan turun dari motor, tangan kanannya menenteng tote bag, berisi vitamin, nasi goreng buatan Bundanya, dan sekotak susu coklat.
Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Biasanya, Aluna sudah bangun.
Arkan mengetuk pintu, tidak ada jawaban. Tidak kehilangan akal, Arkan mengecek setiap jendela di rumah Aluna, untunglah ada satu jendela yang tidak terkunci. Arkan masuk ke rumah Aluna seperti maling, jika ada warga yang lewat. Arkan yakin, dia akan di tuduh sebagai maling.
Hap!
Arkan mendarat di ruang tamu.
"Aluna," panggilnya.
Tidak ada jawaban.
Saar Arkan hendak masuk ke kamar Aluna, kakinya tersandung karpet yang mengakibatkan Arkan harus jatuh tersungkur di lantai.
"Ck, untung Aluna nggak lihat. Mau di taruh dimana muka gue nanti," decak Arkan mendongakkan kepalanya.
Ternyata, semboyan itu benar. Di balik bencana pasti ada hikmahnya, karena terjatuh di lantai, Arkan bisa menemukan Aluna lebih cepat.
Gadis itu tertidur di sofa.
Sadar Aluna tidak memakai selimut, Arkan berdiri bergegas ke kamar Aluna untuk mengambilkan selimut.
Kamar Aluna berantakan, semua barang berserakan di lantai. Arkan menghela napas, harusnya Arkan menemani Aluna kemarin malam. Tapi apa daya, Aluna melarangnya.
Dengan alasan, Aluna ingin sendiri.
Arkan mengambil selimut yang tergeletak di lantai, berlari kecil kembali ke ruang tamu. Arkan menyelimuti Aluna, bersimpuh di lantai. Agar bisa menatap Aluna dari dekat."Jangan ngerasa sendirian, Aluna. Gue akan selalu ada buat lo. Gue bakal kasi semua yang gue punya, lo pantas bahagia."
Arkan menyelipkan anak rambut Aluna yang berantakan ke belakang telinga Aluna.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
