Selamat membaca cerita Ini 🤍
Budayakan vote sebelum membaca ya sayangku 🤍
Maaf untuk typo dan lainnya ♥️
Aluna mendorong kursi roda Arkan menuju taman rumah sakit. Dokter Agatha tidak mengizinkan Arkan pulang, karena kondisi Arkan masih belum membaik. Meskipun Arkan berhasil melewati masa kritisnya, tubuhnya masih lemah. Bahkan sekarang Arkan tidak bisa menggerakkan kakinya lagi, dan juga sulit menelan makanan.
Aluna duduk di kursi taman.
"Lun."
Aluna menoleh."Kenapa Kak?"
"Gimana perasaan lo saat tau gue Kakak lo?"Tanya Arkan penasaran.
Aluna berpikir sejenak. Bagaimana perasaannya? Aluna tidak bisa menjelaskannya melalui kata-kata, karena kenyataan Arkan adalah Kakaknya tidak pernah terpikirkan oleh Aluna sebelumnya.
Terkejut? Aluna sangat terkejut. Dia juga bingung bagaimana harus bereaksi. Jujur saja, Aluna tidak keberatan dengan kenyataan itu. Karena hubungannya dengan Arkan juga dekat dan Aluna merasa bahagia saat bersama Arkan.
Satu-satunya yang menganggu Aluna adalah kenyataan Arkan menyimpan perasaan padanya. Itu membuat Aluna merasa bersalah, karena tidak bisa membalas perasaan Arkan. Arkan sangat baik, dia sangat peduli padanya. Kadang Aluna berpikir, kenapa Aluna tidak jatuh cinta pada Arkan? Kenapa Aluna malah jatuh cinta pada Alaska, laki-laki yang dulu dia benci.
Benar kata pepatah. Semakin kita membenci seseorang, maka kita akan semakin memikirkannya dan berakhir mencintainya.
"Aku terkejut. Aku juga bingung, aku nggak bisa ngejelasinnya," jawab Aluna jujur.
"Lo bahagia di keluarga gue?"
Aluna mengerutkan keningnya."Kenapa Kak Arkan tiba-tiba nanya kayak gini? Aku bahagia, keluarga Kakak baik."
Arkan menarik senyuman tipis."Bagus deh kalau lo bahagia. Gue juga bahagia lo ada di keluarga gue."
Aluna meraih tangan Arkan, mengelus punggung tangan pucat itu."Aku bahagia jadi adik Kak Arkan."
Arkan hanya tersenyum, dia tidak menjawab ucapan Aluna.
Arkan tidak bahagia menjadi Kakak Aluna. Dia ingin menjadi seseorang yang lebih dari Kakak, karena perasaannya pada Aluna masih sama. Hanya saja Arkan berpura-pura jika dia sudah move on, padahal kenyataannya perasaannya masih sama. Tidak ada yang berubah.
"Alaska!" Aluna melambaikan tangannya pada sosok pria tinggi yang sedang berjalan ke arahnya.
Alaska melambaikan tangannya, senyuman terukir di wajahnya. Pria itu mempercepat langkahnya.
"Gimana kabar lo?" Tanya Alaska setelah sampai.
"Seperti yang lo liat," jawab Arkan.
Alaska menepuk pundak Arkan. Lalu duduk di sebelah Aluna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Your Choice | End ✔️
Teen FictionFollow sebelum membaca ^_^ Ini kisah tentang Aluna yang terjebak di antara tiga most wanted sekolah yang saling bermusuhan, karena suatu tragedi. Alaska, pria kasar, egois, dan penuh misteri. Arkan, pria dengan selera humornya yang selalu membuat Al...