|Bagian 23| Love Hate Relationship

546 53 74
                                    


Siapa karakter yang paling ngeselin bagi kalian?

Selamat membaca, jangan lupa vote. Yang ga vote jomblo 8 tanjakan 😆

 Yang ga vote jomblo 8 tanjakan 😆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Alaska."

Berdecak. Kenapa Alaska harus mendengarkan suara laki-laki tua bangka itu lagi. Alaska memutar tubuhmya, di ujung tangga. Ayahnya bersama Aileen istri barunya sedang menatapnya.

Alaska berjalan mendekati mereka meskipun sedang malas."Apa?"

Anton menghela napas panjang."Guru bilang kalau kamu sering bolos, nilai ulangan kamu nol, dan kamu mencorat-coret lembar jawaban. Apa semua itu?"

Alaska mengedikan bahu."Menurut anda?"

"Alaska. Saya membiayai sekolah kamu dengan susah payah, menutupi semua perbuatan burukmu. Tidak bisakah, kamu sedikit menurut?"

Alaska berdecak."Saya tidak pernah minta di sekolahkan. Dan tentang anda yang menutupi kejahatan saya. Apakah saya pernah memintanya?"Alaska tersenyum tipis."Anda melakukannya atas kemauan anda sendiri, bukan kemauan saya."

Anton menahan lengan Alaska yang hendak menaiki tangga."Alaska. Kamu sudah kelas tiga. Kamu harus mendapatkan nilai yang baik."

Alaska menepis tangan Anton."Santai aja kali. Ini hidup saya, kenapa malah anda yang ngatur? Atur saja istri baru anda itu." Alaska menubruk bahu Aileen. Kemudian pergi ke kamarnya.

Aileen mengelus lengan Anton."Aku akan membujuknya."

Anton menggeleng."Dia sangat kasar. Kamu tidak akan bisa menanganinya."

Aileen tersenyum."Percaya saja padaku. Aku pasti bisa memenangkan hatinya. Meskipun butuh yang lama."

Aileen menaiki tangga, menyusul Alaska ke kamarnya. Menarik napas panjang, Aileen membuka pintu kamar Alaska yang tidak terkunci.

"Ada apa?"

Aileen terkejut, karena Alaska tiba-tiba ada di depannya.

"Mama ingin bicara."

Alaska tertawa pelan."Mama? Lo gila?" Alaska menggeleng, bagaimana bisa perempuan itu berpikir Alaska akan memanggilnya Bunda saat dirinya saja tidak ingin memanggil Anton dengan sebutan Ayah.

"Alaska. Saya tau kamu marah. Tapi, perkataan Ayahmu benar. Kamu sudah di kelas tiga, kamu harus bel-

"Ck. Gue tau. Sekarang, lo pergi dari kamar gue."

Aileen mendekati Alaska, hendak mengelus rambut Alaska. Namun Alaska menjauhinya."Lo gila? Jangan harap gue bakal nerima lo. Gue bakal bikin lo keluar dari rumah ini."

"Saya tau. Tapi, saya pasti bisa membuat kamu menerima saya."

"Lo bikin gue nggak betah di rumah, bangsat." Alaska mendorong Aileen kasar, lalu keluar dari kamarnya.

Choose Your Choice | End ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang