|Bagian 20| Alaska dan Kegilaannya.

665 65 100
                                    


Mumpung malam-malam, aku update wkwk.

Jangan lupa vote ya..yang ga vote jahat🤣😭

Maaf untuk typo dan lainnya karena bab ini langsung aku publish tanpa revisi okay?

Maaf untuk typo dan lainnya karena bab ini langsung aku publish tanpa revisi okay?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Malam Minggu. Mungkin bagi sebagian orang malam ini spesial, terlebih bagi seseorang yang telah memiliki kekasih. Berbeda dengan orang-orang yang masih menyandang status jomblo, sama seperti Arkan.

Malam Minggu kali ini, seperti biasa. Berbaring di sofa panjang di depan televisi, dengan segala jenis cemilan dan minuman kesukaannya yang sudah tertata rapi di meja. Arkan berbaring terlentang, men-scrool Instagram miliknya yang sekarang sudah mencapai 600 ribu pengikut.

"Gila. Ternyata di lihat-lihat gue ganteng juga, ya." Arkan menggelengkan kepalanya."Bisa-bisanya manusia tampan nan humoris ini belum ada pawangnya." Arkan berucap dengan percaya dirinya.

Bukan percaya diri. Memang itulah kenyataannya.

Arkan mengubah posisinya menjadi duduk. Meletakkan ponselnya di atas meja."Kira-kira, Aluna lagi ngapain, ya?" Pikir Arkan. Entahlah. Tiba-tiba pikirannya yang memang sangat random ini mengarah pada Aluna.

"Sshh." Arkan meringis ketika merasakan sakit di perut sebelah kanannya."Gue lupa. Gue belum makan seharian."

"Arkan, astaga. Kamu enggak ada kerjaan lain, selain berantakin rumah?!" Keluh Amara sambil menuruni tangga. Jangan lupakan tangannya yang memijat pelipis, mungkin karena pusing atau bagaimana. Arkan juga tidak paham.

"Ini cemilan disini buat apa? Buat pajangan biar seolah-olah aesthetic?" Heran Amara. Arkan menata begitu banyak cemilan dan minuman, namun. Satupun tidak ada yang di sentuh.

Arkan nyengir."Arkan akhir-akhir ini enggak nafsu makan. Biasa, Bun. Biar kayak di film-film gitu."

Amara berdecak. Lalu duduk di sebelah Arkan."Ayah lembur, ya?" Tebak Arkan. Karena tidak mungkin Amara ada di rumah jika sedang malam Minggu. Perkataannya terbukti dengan anggukan Amara.

"Pantesan di rumah. Biasanya juga ke hotel sama Ayah."

Arkan langsung mendapat sentilan maut dari Bunda kesayangannya."Kamu itu kalau ngomong-

"Suka bener," potong Arkan sekenanya."Bunda. Arkan mau nanya."

"Kenapa?"

"Menurut Bunda. Arkan ganteng nggak?"

Amara mengangguk."Produknya Bunda enggak pernah gagal."

"Menurut Bunda. Arkan cocoknya sama siapa? Udah mulai bosan jomblo hahahaha," tanya Arkan di selingi tawanya.

Choose Your Choice | End ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang