Hallo!!!
Siap membaca itu artinya siap untuk memberikan vote okee?
Aluna mengelap tangan Arkan menggunakan sapu tangan yang sudah di basahi dengan air hangat. Arkan masih belum sadar selama satu Minggu ini, tidak ada perkembangan dalam kondisinya. Hal itu membuat Amara stres dan akhirnya jatuh sakit. Aluna berusaha untuk tetap terlihat tegar meskipun dia sangat takut karena Dokter Agatha mengatakan, mungkin Arkan tidak akan bisa bertahan lama.
Tanpa sadar air mata Aluna jatuh. Gadis itu memperhatikan wajah Arkan yang pucat, dan juga pergelangan tangan Arkan yang mulai kurus. Melihat kondisi Arkan yang seperti ini membuat hati Aluna sangat sedih.
Dia belum siap untuk kehilangan Arkan.
"Kak Arkan nggak capek gitu tidur? Ayo bangun, nanti aku ajakin jalan-jalan." Aluna menyeka air matanya."Alaska sama Aswin udah baikan. Kak Arkan cepetan bangun biar bisa baikan juga sama mereka, ya?"
Tidak ada balasan dari Arkan. Yang terdengar hanyalah suara pintu terbuka. Aluna menoleh, menatap Alaska yang baru saja masuk ke ruangan membawa keranjang kecil yang berisi buah-buahan.
"Aswin mana?" Tanya Aluna setelah Alaska duduk di sebelahnya.
"Kata Dokter cuma boleh dua orang aja."
"Yaudah. Aku keluar aja."
Alaska menahan pergelangan tangan Aluna."Disini aja."
"Tapi Aswin."
"Disini temenin aku,"pinta Alaska menggenggam erat tangan Aluna, seolah-olah tidak mengizinkan gadis itu untuk pergi.
Aluna kembali duduk.
"Gimana keadaan Arkan? Apa kata Dokter?"
Aluna hanya diam. Sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Alaska."Kata Dokter, Kak Arkan mungkin nggak bisa bertahan." Air mata Aluna tidak bisa tertahan lagi. Cairan bening itu lolos begitu saja dari matanya.
Aluna sudah cukup lelah berpura-pura tegar di hadapan Amara dan Adit. Jauh di dalam hatinya dia ingin menangis. Aluna sangat takut Akan akan meninggalkannya. Aluna takut akan kehilangan sosok Arkan dalam hidupnya.
Aluna belum siap.
Alaska menyeka air mata Aluna menggunakan jarinya."Jangan nangis. Arkan nggak suka liat kamu nangis kan?"
Aluna menggeleng."Aku takut, Ska."
Alaska mengelus tangan Aluna yang berada dalam genggamannya."Jangan takut. Arkan pasti bertahan. Dia nggak selemah itu." Alaska mencoba untuk meyakinkan Aluna.
"Kak Arkan nggak akan pergi kan?"
Alaska hanya tersenyum sambil mengelus rambut Aluna."Aku yakin dia bertahan. Tapi takdir Tuhan nggak ada yang tau, Lun. Manusia berjalan mengikuti takdir, bukan sebaliknya. Apapun yang terjadi ke depannya kita harus terima."
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Your Choice | End ✔️
Fiksi RemajaFollow sebelum membaca ^_^ Ini kisah tentang Aluna yang terjebak di antara tiga most wanted sekolah yang saling bermusuhan, karena suatu tragedi. Alaska, pria kasar, egois, dan penuh misteri. Arkan, pria dengan selera humornya yang selalu membuat Al...