|Bagian 10| Teman?

689 69 6
                                    


Selamat membaca 💜

Jangan lupa vote kalau mau cepet update ❤

Jangan lupa vote kalau mau cepet update ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Anton masuk ke kamar Allura tanpa mengetuk pintu, matanya yang tajam menatap putrinya yang sedang membaca sebuah novel di meja belajarnya.

Anton geram, menghampiri Allura, menarik novel itu secara tiba-tiba."Apa Papa emintamu untuk membaca kisah percintaan seperti ini?" Tanya Anton dingin.

Allura meremas jemarinya, menundukkan kepala karena takut."Ak-Aku hanya lelah belajar."

Srek!

Anton merobek novel milik Allura."Lelah? Papa lebih lelah membiayai kehidupan kalian. Alaska tidak bisa Papa banggakan, apa kamu juga ingin seperti kakakmu itu?"

Allura menggeleng."Maaf Pa."

"Papaudah bekerja sangat keras. Papa tidak akan menerima kegagalan. Jika semester ini kamu masih gagal, Papa akan mengirimmu ke sekolah Asrama."

Allura mengangguk.

Anton mengelus rambut Allura."Putriku harus menjadi nomor satu." Setelah itu Anton berlalu dari kamar Allura.

Allura memungut novelnya yang tersobek menjadi dua bagian."Aku benci cerita dengan akhir bahagia." Allura membuang novel itu ke dalam tempat sampah, menyeka sisa-sisa air matanya."Gue pasti bakal ngalahin lo dengan cara apapun, Aluna."

Allura berdiri, menatap buku-buku yang terjejer rapi di atas meja. Allura mengepalkan tangannya, lalu duduk di atas kursinya. Menghela napas kasar, Allura mulai membuka satu-persatu bukunya. Jika Allura sudah terlanjur duduk di kursi keramat itu, maka Allura akan kehilangan waktu tidurnya.

Terkadang Allura bisa beljar sampai subuh, Allura tidak bisa bebas seperti remaja umumnya. Banyak orang yang mengatatkan kalau Allura memiliki segalanya.

Wajahnya cantik, populer, kaya, dan memiliki Kakak seperti Alaska. Segala kebutuhan Allura selalu terpenuhi, Allura bisa membeli apapun yang dia inginkan tanpa memikirkan harga.

Tapi, Allura harus membayar semua itu dengan selalu menjadi nomor satu di kelasnya.

ᕦ⁠[⁠ ⁠◑⁠ ⁠□⁠ ⁠◑⁠ ⁠]⁠ᕤᕦ⁠[⁠ ⁠◑⁠ ⁠□⁠ ⁠◑⁠ ⁠]⁠ᕤᕦ⁠[⁠ ⁠◑⁠ ⁠□⁠ ⁠◑⁠ ⁠]⁠ᕤᕦ⁠[⁠ ⁠◑⁠ ⁠□⁠ ⁠◑⁠ ⁠]⁠ᕤ

"Aswin."

Aswin menoleh, Aluna duduk di bangkunya. Aluna mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Aswin menatap es krim rasa stoberi yang Aluna berikan padanya.

"Lo mau nyogok gue?"

Aluna menggeleng."Selamat, aku denger kamu yang bakal ngewakilin sekolah buat olimpiade matamatika." Aluna menggigit bibir bawahnya. Aswin hanya menatap es krimnya tanpa ada niatan untuk mengambilnya."Kamu nggak suka es krim ya?"

Choose Your Choice | End ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang