|Bagian 54| Permintaan Aluna

413 36 4
                                    


Selamat membaca 🌻

Udah mulai mendekati ending nihhh 🙃

Endingnya udah aku pikirin dari lama, semoga kalian bisa nerima ya, hehehehe.

Jangan lupa vote hehehe

Jangan lupa vote hehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











Aluna keluar dari kamar Arkan setelah pria itu tertidur. Butuh waktu yang lama untuk menenangkan pria itu, untungnya Arkan mau mendengarkan ucapan-ucapan.

Aluna tersenyum, saat melihat Amara dan Adit memasuki rumah. Aluna langsung berlari, dan memeluk Amara."Aku kangen Bunda."

Amara tersenyum."Baru sehari Bunda tinggal udah kangen."

Aluna ingin sekali menceritakan segalanya pada Amara. Bagaimana Aluna merasa bersalah saat menatap mata Arkan. Arkan selalu menatapnya dengan penuh cinta. Aluna tidak bodoh, dia bisa merasakan cinta yang sangat dalam di dalam mata Arkan. Itu membuat Aluna merasa sangat bersalah.

Lalu tentang Alaska. Aluna sangat kecewa pada Alaska. Pria itu hanya memikirkan dirinya sendiri. Alaska tidak pernah memikirkan bagaimana hancurnya Aluna saat Alaska mengakhiri hubungan mereka tanpa alasan yang jelas. Aluna yakin, hubungannya dengan Alaska kandas pasti ada kaitannya dengan Allura dan Arkan.

Aluna ingin menceritakan perasaannya pada Arkan. Dulu Aluna bisa curhat sepuas hati pada Arkan. Tapi sekarang tidak lagi, Aluna tidak berani menyebut nama Alaska di depan Arkan.

"Kamu tidak merindukan Ayah?" Celetuk Adit.

Aluna tertawa pelan, melepaskan pelukannya kemudian beralih memeluk Adit erat."Tidak, karena aku sangat, sangat, sangat, merindukan Ayah."

Adit mengecup puncak kepala Aluna. Adit, Aluna bisa merasakan kasih sayang seorang Ayah lagi karena Adit. Adit tidak pernah membeda-bedakan antara Arkan dan Aluna, itu membuat Aluna merasa bahagia di dalam keluarganya sekarang.

"Arkan dimana?" Tanya Amara.

Pertanyaan itu sontak membuat Aluna melepaskan pelukannya. Aluna tidak boleh menceritakan kejadian tadi pada Amara, Arkan akan marah padanya.

"Kak Arkan baru aja tidur Bun," sahut Aluna berusaha menyembunyikan wajah paniknya.

Amara mengangguk. Berjalan menuju kamar Arkan. Aluna mengikutinya dari belakang, semoga saja Amara tidak akan bertanya macam-macam lagi.

Amara masuk ke dalam kamar Arkan. Tersenyum saat melihat putra kesayangannya tertidur lelap di atas ranjang. Aluna dan Adit juga ikut masuk ke dalam kamar Arkan.

Aluna hanya berdiri di ambang pintu, matanya menatap Amara dan Adit yang sedang duduk di tepi kasur sambil mencium kening Arkan.

Air mata Aluna jatuh begitu saja. Jika Aluna tidak sampai di rumah tepat waktu, mungkin saja pemandangan indah di depan padanya akan berubah menjadi kesedihan yang mendalam.

Choose Your Choice | End ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang