|Bagian 43| Tidak Peduli

428 42 3
                                    

Selamat membaca

Jangan lupa vote, biar aku semangat update meskipun di kejar tugas wkwk.

Jangan lupa vote, biar aku semangat update meskipun di kejar tugas wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Alaska keluar dari UKS. Allura sedang beristirahat di brankar. Alaska menatap Aluna yang berdiri di depannya, tanpa mengatakan apa-apa, Alaska pergi seakan tidak bisa melihat keberadaan Aluna.

"Alaska. Aku mau bicara." Aluna berusaha menyamakan langkahnya dengan Alaska.

"Nggak ada lagi yang harus gue bicarain sama lo."

"Ada. Kamu salah paham."

Alaska mengeluarkan tangannya yang awalnya berada di dalam saku."Lo mau bicara?"

Aluna mengangguk.

"Oke."

Alaska meraih tangan Aluna, menariknya menuju ke tempat yang sepi. Aluna terseok-seok mengikuti langkah Alaska yang sangat cepat, tangannya juga terasa sakit karena Alaska mencengkeram pergelangan tangannya sangat erat.

Alaska mendorong Aluna setelah sampai di belakang sekolah. Aluna meringis, punggungnya terbentur cukup keras dengan tembok.

"Ayo bicara. Kenapa diam?"Tanya Alaska melipat kedua tangannya di depan dada.

"Kamu salah paham, Ska."

"Salah paham apa? Gue udah denger semuanya, Lun. Prioritas lo Arkan 'kan? Ngapain lo masih sibuk ngejelasin? Bukannya lo emang pengen lepas dari gue?"

Aluna menggeleng."Kamu nggak ngerti, Ska. Kak Arkan lagi." Aluna terdiam, dia tidak bisa melanjutkan ucapannya karena sudah berjanji pada Arkan tidak akan memberitahu siapapun tentang penyakit Arkan.

"Arkan kenapa?"Alaska menatapnya sinis.

"Kak Arkan butuh aku."

"Pergi. Gue muak liat wajah lo,"usir Alaska.

Aluna menggeleng."Aku cinta sama kamu, Ska. Aku nggak bohong tentang itu."

"Dimana? Gue nggak bisa lihat."

"Maksud kamu?"

"Lo bilang cinta kan sama gue? Gue bisa dengar, tapi gue nggak bisa lihat cinta yang lo maksud itu, anjing!"Alaska meninggikan nada suaranya.

Alaska menepis tangan Aluna saat ingin menyentuh tangannya. Alaska muak, harusnya dia tidak pernah mempercayai Aluna dan perasaan bernama cinta itu.

Aluna yang dia pikir akan menjadi obat malah menjadi luka di hatinya.

"Ska, aku benar-benar suka sama kamu."Aluna bingung bagaimana caranya menjelaskan hal ini pada Alaska. Aluna bahkan tidak bisa memberitahu Alaska bahwa Arkan saat ini sedang sekarat.

"Terus kenapa masih kemana-mana, Lun? Lo cewek paling murahan yang pernah gue suka!"

Kalimat itu langsung menusuk hatinya. Sakit, sangat sakit.

Choose Your Choice | End ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang