Selamat membaca kisah Aluna💜
Jangan lupa vote kalau mau cepet update 💜
Kalian pada ga mau komen apa gitu? Sepi banget kayak hati..
Hari Minggu. Mungkin sebagian dari anak sekolahan akan menyukai hari ini, tidak terkecuali Aluna. Aluna bisa terbebas dari tatapan sinis dan sindiran-sindiran dari beberapa siswi yang tidak menyukainya.Aluna juga terbebas dari Alaska.
Aluna berdiri di depan kaca, menguncir rambutnya asal. Kemudian memakai kacamata miliknya. Sore ini, Aluna ada janji dengan Arkan. Aluna harus kembali menjadi tutor pria dengan segala tingkah kocaknya itu.
Aluna tidak keberatan. Karena, bersama Arkan itu menyenangkan. Aluna selalu terhibur dengan tingkah random Arkan. Dan, keluarga Arkan juga sangat ramah, terlebih lagi Amara--Bundanya Arkan.
Amara sangat perhatian. Aluna terkadang membayangkan bagaimana jika dia memiliki Ibu seperti Amara? Ah. Pasti kehidupannya akan lebih menyenangkan.
Aluna keluar dari kamarnya. Kebetulan Ayahnya belum pulang sore ini.
Tin.
Tin.
Aluna bergegas keluar dari rumahnya. Arkan menunggunya di halaman rumahnya.
"Udah lama nunggu, Kak?" Tanya Aluna.
Arkan menggeleng."Baru aja. Tadi gue habis beli bakso beranak banyak. Lumayan buat di makan berdua sama lo."
Aluna hanya mengangguk, lalu naik ke atas motor Arkan setelah memakai helmet.
"Pegangan, Lun. Yakali harus gue bilangin mulu."
Aluna tertawa pelan, lalu memegang pundak Arkan.
Arkan berdecak."Ntar gue di kira tukang ojek."
Aluna berdecak, ada-ada saja. Dengan perasaan ragu, Aluna melingkarkan tangannya di perut Arkan.
Jika kalian bertanya. Apa hatinya berdebar. Maka jawabannya, tidak. Selama hidupnya, hatinya belum pernah berdebar kencang untuk seorang laki-laki. Sebenarnya pernah satu kali, saat dia ingin bunuh diri dahulu.
Pria itu. Aluna masih penasaran. Siapa pria itu? Jantungnya berdegup kencang saat pria itu memarahinya. Itulah pertama dan terakhir kalinya jantungnya berdegup kencang.
15 menit berlalu. Motor sport Arkan memasuki halaman rumahnya. Setelah motornya terparkir, Aluna langsung turun.
"Payah banget lo." Arkan menarik Aluna ke sisinya, kemudian melepaskan helmet di kepala Aluna.
Aluna menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Udah, ga usah salting. Gue ga tanggung jawab kalau baper." Arkan mengacak-acak rambut Aluna lalu berjalan mendahuluinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Your Choice | End ✔️
Teen FictionFollow sebelum membaca ^_^ Ini kisah tentang Aluna yang terjebak di antara tiga most wanted sekolah yang saling bermusuhan, karena suatu tragedi. Alaska, pria kasar, egois, dan penuh misteri. Arkan, pria dengan selera humornya yang selalu membuat Al...