Twenty Seven (27)

22.2K 2.9K 331
                                    

Haloo mochi balik lagi nih

Jangan lupa ibadah sama protokol kesehatan jangan lupa ya...

Btw makasih yang udah komen, maaf nih mochi gak bisa bales tapi selalu mochi pantau kok...❤️

Happy reading pecinta transmigrasi wkwkwk❤️



***
Saat ini Estrella sedang berada di belakang Ruman Kean. Untuk apa? Buang hajat? Oh tentu tidak. Sekarang Estrella sedang mengganggu Kean sambil melihat sumur yang sudah selesai dibangun.

Ya, akhirnya Estrella merealisasikan ucapannya untuk membuat sumur bagi para penduduk kumuh, yang sekarang berubah menjadi pemukiman yang kaya berkat teh la rough (mustika dewa). Belum lagi banyaknya pesanan dari berbagai macam latar belakang, menambah pundi-pundi emas bagi pemukiman ini.

Bayangkan saja, ternyata tanaman mustika dewa nyatanya hanya bisa di tanam dipemukiman kumuh ini saja. Tidak ada daerah kerajaan yang dapat di tanami buah itu. Hal ini menjadi keuntungan tersendiri bagi para warga karena dapat memajukan pemukiman.

Belum lagi, karena Estrella adalah pencetus teh la rough itu maka para warga pemukiman sangat menghormati dan menyanjung Estrella.

Tapi, hanya satu orang yang agaknya menyesal mengelu-elukan Estrella. Siapa lagi kalau bukan tuk dalang. Bercanda hahaha, tentu saja yang tidak menyukainya adalah Kean.

"Hey perempuan gila, jangan besar kepala seperti itu!" Sebal Kean sedikit berteriak.

"Kau kenapa sih kentang? Sirik sekali denganku. Lagian kau harusnya banyak mengucapkan terimakasih padaku, karena telah memajukan pemukiman ini. Lagian kepalaku normal, dan tidak besar." Dumel Estrella.

"Aku bahkan sudah mengatakan 100x terimakasih padamu. Tapi kau sepertinya orang yang gila hormat ya?" Amuk Kean yang sekarang memasang wajah yang benar-benar datar.

"Wajar dong, itu kan hal yang ku capai. Oh dari pada terimakasih, bagaimana kalau kau bilang cantik 100x padaku?" Estrella sangat Senang menggoda Kean. Anak itu benar-benar minim ekspresi. Estrella jadi curiga, apakah ia dilahirkan oleh ibunya tidak dengan mengedan tapi mengegas?

"Terserah." Kean memasang wajah lesunya. Estrella cantik tapi kelakuan minim akhlak membuat Kean berpikir dua kali mengatakan Estrella cantik.

"Hey, muka mu seperti daki kodok kalau lesu seperti itu. Aku hanya bercanda, untuk menaikkan perasaanmu kau mau minta apa? Mau ku masakan makanan yang enak?" Tanya estrella menawar pada Kean.

"Masakanmu tidak akan membunuhku kan?" Tanya Kean dengan wajah yang sedikit penasaran.

'dasar bocil, gue tawar pake makanan matanya udah ijo aja. Gimana entar kalo gue kasih duit gepokan, matanya jadi buta kali ye.'

"Kau meremehkanku heh? Sekarang ikut aku, akan kuberikan kau makanan terlezat." Sombong Estrella dengan tangan yang menggesek hidungnya.

Marie yang berada disampingnya Estrella langsung saja merasa ngeri. Tuannya itu memang memiliki kemampuan memasak yang baik dan juga enak, tapi ya tuhan bentuknya sangat tidak enak dilihat. Masih ingat dengan ikan lele yang mirip ular kemarin? Atau mie yang bentuknya seperti cacing dalam air? Marie berharap tuannya kali ini memasak dengan kesadaran penuh, karena kalau tidak mungkin ia akan membawanya pada Limbad untuk di ruqiah.

Kean yang sebenarnya ragu dengan ucapan Estrella hanya terdiam, tapi tak urung juga untuk mengikuti langkah Estrella yang telah berjalan terlebih dahulu di depannya.

Setelah jauh melangkah, Kean mulai jengah karena Estrella tidak berhenti melainkan terus berjalan tanpa tentu arah. Semakin jauh akan semakin berbahaya dan kean terlalu malas untuk mengingatkan juminten ini tentang batas-batas yang tidak boleh dilalui.

IMPRESSIVE TRANSMIGRATION (Fate : change the story line)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang