Isyabellea Anantya Sutrisno.
Karena perempuan itu yang terus memancing teman lamanya untuk mengingat semua kejadian yang pernah terjadi, Raina berhasil mengembalikan kepingan masa lalu.
Akibat depresi berat tanpa ditangani ahli dan mengonsumsi obat tidur memang pemicu utama daya ingat Raina menjadi rendah.
Di tambah, perempuan itu selalu dengan sengaja melupakan apapun hal yang menurutnya sudah berlalu dan tidak penting.
Lea tidak henti-hentinya berbicara sejak mereka duduk di kantin yang tiba-tiba senyap ketika teman-teman Raina, di tambah Lea datang ke sini.
"Lo juga lupa sama Aji?"
Shasha dengan tampang polos itu menatap Raina yang tengah memakan batagor. Perempuan itu kembali menatap Lea.
"Aji siapa lagi nih setelah lo bilang Raina pernah pipis di celana?"
Raina melirik sinis ke arah Shasha yang duduk di sampingnya, "Gue gak pernah pipis di celana waktu SD, justru Lea yang berak waktu pelajaran matematika."
"Gua lagi makan, Rain!" Tegur Abian. Karena tidak betah lagi, lelaki itu berpindah ke meja lain.
Raina juga sama. Dan, perempuan itu seketika kehilangan nafsu makan karena omongan nya sendiri.
"Lo masih inget Aji, gak? Masa sih lo gak inget sama orang yang udah bikin gue berpetualang ke negeri orang." Lea tertawa singkat setelahnya.
Raina mengambil tisu yang berada di sampingnya, mengelap bibir dengan benda itu.
"Gue inget, kok."
"See? Bener tebakan gue." Lea meneguk air putih hingga tandas. "Gue lupa, lo sama dia kan satu sekolah. Masa iya di lupain, dia juga kan mantan terindah lo."
"Aji sekolah di sini juga?"
Raina bertanya dengan nada terkejut, berhasil membuat Shasha menatapnya lurus.
"Lo tuh emang gak punya simpati apa gimana? Sekitaran aja gak lo perhatiin." Ucap Shasha.
Jujur saja, Raina bukan orang yang acuh terhadap lingkungan sekitarnya. Namun untuk kali ini, Raina memang belum pernah melihat lelaki yang disebutkan Lea hingga saat ini.
"Bagus deh lo gak tau di sini ada Aji. Tumbal mesti gitu, biar gak makan ati."
Raina mengerutkan alis tidak paham. "Maksud lo?"
Lea dengan tangan yang sibuk memainkan botol minum itu menggeleng pelan tanpa menatap Raina.
"Lupain aja. Omong-omong, lo pacaran sama Arga?"
Tepat saat Lea bertanya seperti itu, Arga dan ketiga sahabatnya melewati meja mereka. Awalnya Arga acuh, namun Haikal membuat niatnya sirna.
"Loh? Loh? Kok ada lo, Le?" Tanya Haikal heboh, Lea mengedikkan bahu.
"Gua teleport ke sini."
"Pake naga terbang?"
"Sapu ajaib, sih. Lo mau pinjem?"
"Ke rumah Bella Hadid bisa?"
"Tergantung amal, Ngen." Jawab Lea. "Rumah Valak aja gimana?"
Haikal mengangguk heboh di tempatnya. "Boleh, udah lama gak liat kembaran mantan lo."
Hanya mereka berdua yang tertawa, yang lain menatap mereka jengah.
"Kalian gak jelas." Celetuk Juna.
"Selera lo, Ar. Bisa juga lo macarin Raina." Lea mengembalikan topik yang semula tersela karena Haikal.
Zaidan melirik Raina dan Arga bergantian. Jelas, ucapan Lea barusan membuat perasaannya campur aduk sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Aphrodite ✔️
FanfictionKata siapa orang cantik selalu jadi prioritas? Kata siapa orang cantik selalu dapat keberuntungan? Kata siapa orang cantik selalu banyak teman? Apa salah mempunyai wajah cantik dan kepintaran? Orang-orang selalu menyamakan nya dengan dewi cinta d...