Malam kemarin benar-benar membuat pikiran Raina campur aduk sekarang. Raina bingung mengapa Dinda bisa menuduhnya tanpa bukti, bahkan, sampai berani menghampiri rumahnya dan membuat keributan.
Apalagi, tante Laila dengan tanpa beban menceritakan kejadian semalam pada tetangga sekitar rumah. Harusnya tante Laila menutup rapat-rapat semua ini. Juga, tuduhan Dinda atas dasar tanpa bukti.
Raina tengah duduk bersandar memandang papan tulis di hadapan nya dengan sekitaran yang sudah sepi karena, jam istirahat masih berlangsung. Perempuan itu memijat pangkal hidungnya.
Entah, pulang sekolah nanti rasanya Raina tidak ingin pulang ke rumah. Apalagi, harus bertemu dengan tetangga dan keluarganya.
Raina menghembuskan nafas kasar, terus berulang sejak tadi.
Sedangkan, Abian dan Shasha sudah mengetahui ini karena, Raina yang menceritakan nya langsung. Namun, tidak ada reaksi berlebihan diantara mereka berdua.
Justru, Abian bilang, tidak perlu khawatir dan semua akan baik-baik saja.
"Kok bisa Dinda nuduh gue yang sebar video itu?" Monolog Raina. Tanpa sadar, perempuan itu menjambak rambutnya sendiri.
Raina adalah tipikal orang yang selalu kepikiran apapun itu. Baik hal terkecil sekali pun. Juga, Raina orang yang mudah stress dalam kondisi apapun.
"Kok bisa? Padahal kita aja enggak deket. Gue aja enggak tau pergaulan dia kayak gimana, kebiasaan dia apa, apapun tentang mereka gue enggak tau."
Ketukan pada pintu membuat Raina tersentak dan segera mengangkat kepalanya yang semula terus menunduk.
"Tolong, jangan sekarang, gue lagi pengen sendiri." Ujar Raina ketika menatap Arga yang sedang berjalan mendekat.
Arga duduk di samping Raina tanpa menghiraukan perkataan perempuan ini. Arga menatap Raina lamat-lamat lalu, beralih menatap lurus ke depan.
"Gue denger sedikit sih,"
"Apa yang lo denger?"
Arga menyandarkan tubuhnya dan menatap Raina dari samping, sehingga pandangan mereka bertemu.
"Dinda nuduh lo yang sebar video itu padahal lo sendiri nggak tau apa-apa tentang dia."
Raina membuang muka dengan decakan yang keluar dari mulut perempuan itu. Arga menyimpulkan perkataan Raina dengan tepat, mana mungkin hanya mendengar sedikit.
"Gue lebih percaya Dinda."
"Maksud lo?" Tanya Raina dengan suara yang agak keras. Mana bisa Arga menyimpulkan itu tanpa bukti!
"Bisa aja lo bales dendam gara-gara kejadian di kantin. Lo enggak terima akhirnya nyari tau tentang Dinda sama Anes." Tukas Arga masih dengan menatap Raina.
"Pikiran lo ternyata drama banget, ya. Gue enggak se-gabut itu buat ngelakuin hal yang gak penting."
"Lo pura-pura stress biar tuduhan itu berhenti di lo dan semua bukti udah lo ilangin."
Raina berdiri dan menunduk untuk menatap Arga dengan menusuk. "Terserah."
Raina hendak melangkah ke luar, namun, suara Arga kembali terdengar.
"Kalo lo gak ngerasa nyebarin video itu, pikir baik-baik kenapa Dinda bisa sampe nuduh lo."
Raina berbalik tanpa menghampiri Arga. Perempuan itu kembali mengingat kejadian beberapa hari lalu ketika dirinya berada di kantin.
Dinda dan Anes memaki nya, melayangkan beberapa tuduhan dan menyangkut pautkan semua itu dengan Shasha— yang Raina yakini mantan pacar Abian.
Perkataan Dinda yang terekam jelas di ingatannya adalah: Raina penyebab hancurnya hubungan Shasha dan Abian. Raina simpulkan Dinda, Anes, dan Shasha membenci dirinya atas tuduhan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Aphrodite ✔️
FanficKata siapa orang cantik selalu jadi prioritas? Kata siapa orang cantik selalu dapat keberuntungan? Kata siapa orang cantik selalu banyak teman? Apa salah mempunyai wajah cantik dan kepintaran? Orang-orang selalu menyamakan nya dengan dewi cinta d...