[ 20 ] Kasus baru.

190 54 11
                                    

"Gue inget sih, Dinda sama Anes yang ngejelekin Raina waktu di perpus." Celetuk Shasha ketika selesai menyeruput chocolate milk. Dengan perlahan, menatap Raina yang sedang berkutat di depan layar laptop.

"Maksud lo?" Tanya Raina, perempuan yang hari ini mengenakan atasan kaos polos berwarna putih yang di baluti kemeja dan celana jeans longgar itu melirik Shasha sekilas.

Shasha mengangguk, "Iya, waktu lo pergi sama Kak Arga, gue sama Abian ke perpus. Di sana Dinda sama Anes ketangkep lagi jelek-jelekin lo."

Raina tidak mengatakan apa-apa, perempuan ini menyerahkan laptop yang semula berada di hadapan nya pada Abian.

Hari Sabtu kali ini, Raina dan anggota kelompok nya yang terdiri dari tiga orang, yaitu: Shasha, Ara dan Abian, memilih untuk mengerjakan tugas di sebuah cafe.

"Menurut gue wajar, deh. Raina cantik, pasti setiap hari nya banyak orang yang nyari-nyari kejelekan karena iri." Kata Ara.

"Kalo terlalu banyak yang jelekin gue kewalahan," Celetuk Abian dan menutup laptop karena tugas nya sudah selesai. "Udah gue kirim lewat email ke bu Ina, tinggal makalah doang nanti langsung kumpulin di meja nya." Tambahnya.

"Kewalahan gimana maksud lo?" Tanya Ara dengan kening yang berkerut.

"DEMI??!? INI APA MISKAH?" Heboh Shasha ketika membuka Handphone nya.

"Apaan sih, Sha." Gerutu Raina karena meja mereka sukses menjadi pusat perhatian.

Shasha segera merapat kan mulutnya dan mendekatkan kepala pada meja, menatap ketiga teman nya dengan seruan yang tertahan.

"Apa? Kenapa? Lo udah kayak ajang masak-masak yang ujungnya malah iklan. Bikin penasaran tau gak?"

Shasha mendekatkan Handphone nya pada wajah Ara, dengan segera perempuan itu mengambil alih Handphone Shasha.

Ara bereaksi sama dengan Shasha ketika perempuan itu menatap layar Handphone.

"ANJIR GILA!"

Abian merebut paksa Handphone Shasha dari tangan Ara, menonton sebuah video panas dua siswi yang sama-sama berpakaian minim dengan satu orang pria dewasa.

"Wow, impresif."

"I- itu Dinda sama Anes? Mereka, mereka, mereka ngen—" Shasha menghentikan ucapan nya dengan tangan yang menutupi mulut.

Raina yang memang duduk di sebelah Abian mengikuti arah pandang lelaki itu lalu, menelan ludah nya sendiri dan langsung menatap ke arah lain.

"Mereka gila, anjir." Celetuk Ara dengan gelengan kepala.

"Mereka bejad nya ketauan anjir, harusnya sembunyi-sembunyi." Kata Shasha dan mengambil kembali Handphone nya hanya untuk membaca komentar orang-orang.

Video itu berisi Anes dan Dinda yang bercumbu dengan satu pria dewasa di dalam kamar. Entah di sengaja atau tidak mereka mem-video adegan tidak senonoh itu, namun, yang jelas sudah tersebar di group angkatan.

"Apa gue juga harus open BO ya biar bisa kebeli album NCT?"

Akibat pertanyaan nya, Ara mendapat jitakan keras dari Abian.

"Video nya udah sampe ke group OSIS sama guru," Shasha mengalihkan tatapan pada teman-teman nya.

"Banyak tingkah banget perasaan murid sekolah kita. Baru aja kasus kelas sebelah hamil, eh, sekarang udah ada yang baru aja. Kenapa bisa pada begitu coba." Ujar Abian tidak habis pikir.

Raina yang sejak tadi bungkam memilih untuk membereskan segala barangnya yang berada di atas meja, memasukkan nya pada tas milik perempuan ini.

"Udah selesai, kan? Gue balik duluan, ya." Pamit Raina. Hendak melangkah menjauh namun, perempuan ini kembali lagi kehadapan Shasha, Ara dan Abian.

Bukan Aphrodite  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang