Huaaammm...
Jam menunjukkan pukul 14.20. Aku baru saja terbangun dari tidur setelah sarapan tadi.Entah kenapa, hatiku saat itu terasa sedikit lebih ringan. Tidak ada kesuraman yang terbesit di pikiranku saat itu. Aku terbangun dalam keadaan yang sangat bersemangat.
Semangatku untuk melanjutkan hidup yang hilang beberapa hari yang lalu itu kini sudah mulai kembali. Walau tidak sepenuhnya.
Yang ada di pikiranku saat itu bukan tentang kepergian ibu. Melainkan tentang Aisyah Humaira. Buku yang ayah berikan tadi membuatku menjadi semakin antusias untuk meniru sifat baik istri Rasulullah itu.
Ku angkat tubuhku duduk di ranjang, kemudian beranjak dari kasur mengambil sebuah hijab lalu mengenakannnya. Aku juga mengambil buku yang ayah berikan tadi pagi.
Aku berjalan keluar dari kamar. Pergi membasuh wajah untuk menghilangkan rasa ngantuk. Ku ambil sepasang sandal berwarna hitam yang ada di teras rumah. Kemudian langsung mengenakannya dan berjalan menuju suatu tempat di luar rumah.
Tujuanku saat itu adalah menuju sebuah pantai. Sebuah pantai yang letaknya lumayan jauh dari rumahku. Tidak, aku tidak tinggal di desa, aku tinggal di kota. Namun suasana di sini memang tampak seperti di desa.
Batam memang kota yang bagus. Sebuah kota kecil yang sangat bersih. Langitnya juga bagus, tidak banyak polusi udara yang terkumpul di langit kota ini.
Langit Batam siang itu terlihat sangat cerah. Walau di hari-hari lainnya juga cerah dan indah, namun entah mengapa hari ini langit terlihat jauh lebih indah lagi.
Awannya berwarna putih indah dan langitnya berwarna biru terang. Benar-benar sangat indah.
Siang itu tampaknya langit dan awan sedang menghiburku yang sedang patah hati. Hatiku seketika terasa semakin membaik.
Langkah demi langkah ku jalani. Tak terasa telah 25 menit lebih aku berjalan menuju pantai tujuanku itu. Aku telah dekat dengan pantai tersebut.
Tampak dari tempat aku berdiri jembatan-jembatan kayu di dekat pantai tersebut. Pantai itu adalah sebuah pantai yang dibuka umum sebagai tempat wisata.
Aku kemudian berjalan memasuki kawasan pantai itu. Saat itu matahari sangat terik. Langit cerah siang itu membuat pemandangan pantai benar-benar terlihat indah dan jauh lebih jernih.
Kau tahu apa yang istimewa dari pantai itu? Pantai itu adalah kawasan Indonesia yang berhadapan langsung dengan negara Singapura.
Langit saat itu begitu cerah, aku dapat melihat jelas pemandangan negara Singapura dari bibir pantai itu.
Hampir seluruh masyarakat Batam pasti pernah berkunjung ke Singapura. Namun tidak dengan aku. Meski jarak antara Singapura dengan kotaku sangat dekat, namun aku tidak memiliki uang untuk pergi ke sana.
Cukup melihat dari bibir pantai itu, aku sudah merasa senang. Tampak dari bibir pantai itu gedung Marina Bay yang sangat terkenal di negara Singapur.
Gedung itu terlihat sangat kecil dari bibir pantai itu. Namun aku merasa senang bisa melihat pemandangan negara luar secara langsung.
Keadaan pantai itu sedang sepi, tidak seperti hari-hari biasanya. Tidak banyak pengunjung yang datang siang itu, entah mengapa. Aku juga tak tahu.
Aku lalu duduk di pinggir jembatan kayu yang ada di sana. Duduk menghadap langsung dengan pemandang negara Singapura yang berseberangan denganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA SAINGANKU ADALAH TUHAN [END]
Romance𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑺𝒂𝒇𝒊𝒓𝒂... Namanya Aesya Safira.. Seorang gadis cantik yang terinspirasi dengan sosok perempuan hebat yaitu Aisyah radhiyallahu anha. Ayahnya menamakannya dengan nama "Aesya" bertujuan agar anak gadisnya itu tumbuh dewasa menjadi...