KETIKA SAINGANKU ADALAH TUHAN [END]

3.1K 355 38
                                    

Sudah selesai! Cerita ini sudah selesai!
Aku sungguh tak sanggup untuk menjelaskan penutupan dari alkisah ini. Air mataku terus mengalir dengan sangat deras. Sangat amat deras.

Ya! Safira sudah tiada...
Gadis yang sangat ku cintai itu wafat di dalam sujud terakhirnya pada sholat isya malam itu.

Aku tak pernah menyangka jodoh dari Safira yang telah Tuhan tuliskan di dalam lauhul mahfudz selama ini ternyata bukanlah aku. Melainkan adalah maut.

Kini impian terbesar Safira itu telah terwujud. Tuhan telah mengambil nyawa gadis itu dalam keadaan bersujud. Bersujud di dalam sebuah ikatan suci yang terjaga.

Aku sungguh ingin mewujudkan impian pertama Safira. Yaitu untuk menjadikan-nya sebagai istriku. Namun aku telah kalah dengan Tuhan. Tuhan sudah lebih dulu mewujudkan impian terbesar Safira. Yaitu mewafatkannya dalam keadaan bersujud.

Kini Safira sudah dikuburkan di dalam liang lahat. Kematiannya sungguh sangat indah. Indah baik di mata penduduk langit, mau-pun penduduk bumi. Kabar mengenai kematian gadis itu pun telah tersebar luas di seluruh penjuru dunia.

Kini tinggal aku yang menunggu impian terbesarku untuk terwujud. Yaitu untuk menjadi seorang laki-laki yang kuat. Laki-laki yang bisa menerima dengan ikhlas takdir apapun yang tuhan berikan.

Aku masih sangat jauh dari impian terbesarku itu. Sampai saat ini, hatiku masih sangat rapuh. Aku telah menjadi sosok pria yang sangat malang. Cerita ini sudah hampir 3 tahun berlalu. Namun aku masih belum bisa untuk menerima kematian Safira. Aku sungguh masih mencintai gadis itu.

Sungguh sainganku untuk mendapatkan Safira benar-benar adalah Tuhan. Aku benar-benar telah kalah. Hal terbodoh yang pernah aku lakukan di dalam hidup selama ini adalah bersaing dengan Tuhan!

Aku ingin menunjukkan kepada dunia bahwa gadis itu telah menemui impian terbesarnya. Alasan aku menuliskan penutup alkisah ini karena menyontoh Safira ketika gadis itu menutup alkisah Kahfi.

Dan penutupan cerita ini akan ku beri judul "Cerita dari Javir"

Kini biarlah Javir menjadi seorang pria yang malang. Pria yang tengah berusaha membangun sebuah tembok kokoh untuk melupakan masa lalunya.

Tidak hanya itu. Althar sepupuku itu juga telah wafat 2 tahun yang lalu. Yaitu pada tahun 2019. Ia wafat bersama dengan Dania yaitu istrinya, pada hari Kamis, tanggal 2 Mei 2019.

Sudahlah! Kalian jangan memikirkan nasibku.
Aku memang sudah ditakdirkan untuk menjadi laki-laki yang malang. Aku akan menerima segala kemalangan yang akan Tuhan datangkan selanjutnya.

Kini aku tidak memiliki siapa-siapa lagi. Aku hanya memiliki diriku sendiri. :)

~

Terima kasih!
Cerita ini benar-benar telah selesai.
Aku tak akan pernah membuka buku ini lagi.
Buku ini akan ku biarkan terbengkalai sama seperti takdir hidupku yang malang ini.

Demikian "Cerita dari Javir" ini ku persembahkan.
Aku telah menutup "Cerita dari Safira".
Terima kasih atas segala kenangannya!
Saya Javir, mengucapkan terima kasih!

Assalamualaikum...

- Muhammad Javir Alatas
Kamis, 3 Juni 2021

• • •

KETIKA SAINGANKU ADALAH TUHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang