Selasa, 9 Oktober 2018.
Hari ini adalah H-1 pernikahan aku dengan Javir. Dan hatiku sungguh sangat berdebar-debar saat ini.Pagi itu, aku masih berada di kos. Nanti malam aku akan menginap di rumah om Syahid agar dapat mempermudah jadwal pernikahan besok.
Pernikahanku akan dilaksanakan pada pukul 19.00 esok hari. Pernikahan tersebut akan dilaksanakan di rumah Althar adik sepupu Javir itu. Dan Insya Allah ayah beserta saudara-saudaraku yang tinggal di Batam, akan berangkat ke Jakarta esok pagi.
Aku sungguh tak menyangka sudah sampai di titik ini. Kini tinta pena yang ku gunakan untuk menulis cerita ini sudah hampir habis. Sama seperti cerita ini yang sudah berada di penghujung alkisah-nya.
Cerita ini aku tulis tidak hanya menguras tinta penaku saja. Aku menulis cerita ini dengan penuh perjuangan dan menguras ribuan tetes air mata.
Itu-lah yang ku maksud pada halaman pertama. Cerita ini aku tulis pada hari ini, yaitu tanggal 9 Oktober 2018. Yaitu 1 hari sebelum aku akan menjalani sebuah kehidupan baru.
1 hari sebelum aku menjadi istri dari Javir.
Semoga tuhan melancarkan aku hingga esok hari. Dan menjadikan aku dan Javir sebagai pasangan suami istri yang soleh dan soleha.
Aamiin ya rabbal alamin...
• • •
Pukul 08.00.
Aku baru saja selesai sarapan dan mandi.Pagi itu aku mengenakan sebuah gamis abaya berwarna hitam. Aku sengaja mengenakan gamis itu karena aku akan mendatangi 2 tempat yang spesial.
Foto Safira pagi itu :
Kini orang-orang yang telah mengisi "Cerita dari Safira" sudah tiada. Yaitu Kahfi dan Elif. Mereka adalah salah satu tokoh yang telah menghiasi cerita hidupku ini. Hingga kisah ini terlihat indah sampai berada di penghujung alkisahnya.
Pagi itu aku akan mendatangi makam Kahfi dan Elif. Aku akan memberi tahu kepada mereka tentang pernikahanku besok. Aku juga akan bercerita banyak kepada mereka. Semoga saja, Kahfi dan Elif senang mendengar kabar ini.
Berbeda dengan biasanya, pagi itu aku pergi ke makam Kahfi dan Elif tanpa ditemani oleh siapa-pun. Aku akan berziarah seorang diri, dan akan bercerita sesuka hatiku di sana.
Makam pertama yang akan aku datangi adalah makam Elif. Gadis itu dimakamkan di sebuah pemakaman umat Kristen. Yang sama dengan tempat pemakaman mama-nya dulu.
Aku lalu berjalan menuju makam Elif. Jujur hatiku terasa perih saat itu. Semakin mendekat dengan hari pernikahan, benturan antara rasa bahagia dengan haru membuatku benar-benar merasa sangat bersedih. Bahkan jauh lebih sedih dari biasanya.
Aku lalu duduk di sebelah makam Elif.
"Hai Lif! Gimana kabar kamu? Baik kan?" tanyaku sambil menatap makam Elif. Mataku mulai berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA SAINGANKU ADALAH TUHAN [END]
Romance𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑺𝒂𝒇𝒊𝒓𝒂... Namanya Aesya Safira.. Seorang gadis cantik yang terinspirasi dengan sosok perempuan hebat yaitu Aisyah radhiyallahu anha. Ayahnya menamakannya dengan nama "Aesya" bertujuan agar anak gadisnya itu tumbuh dewasa menjadi...