17

2.6K 358 4
                                    

Di tengah perjalanan kembali ke rumah om Syahid, aku benar-benar tidak mengetahui apa yang terjadi. Aku hanya mengingat ketika aku naik ke atas motor Javir, dan ketika Javir mulai menjalankan motornya.

Deg..
Aku terbangun. Entah apa yang terjadi, saat itu aku sudah terbaring di atas kasur milik Tiara. Disebelahku terlihat sosok Tiara yang sedang sibuk dengan ponselnya.

Tidak, kejadian yang baru saja ku ceritakan itu bukanlah sebuah mimpi. Kejadian yang baru saja ku ceritakan sebelumnya itu memang benar-benar terjadi. Aku tidak bermimpi.

"Kak.." panggilku kepada Tiara.

"Eh.. udah bangun kamu Fir.. nih minum dulu minum!" sahut Tiara sambil memberikanku segelas air putih.

Aku lalu meminum air putih yang diberikan oleh Tiara itu. Berusaha melegakan dan menenangkan pikiranku yang merasa sangat kebingungan dan gelisah saat itu.

"Kamu tadi pingsan Fir. Tadi ada cowok yang nganterin kamu kesini. Katanya dia tadi lagi mau nganterin kamu pulang, terus kamunya pingsan di tengah jalan" seru Tiara menjelaskan.

"Pingsan?" sahutku terkaget.

"Iya, pingsan" jawab Tiara.

Keningku mengerut, merasa kurang percaya. Aku lalu mengambil ponsel yang ku letakkan di dalam tas tenteng, kemudian mengecek jam saat itu.

Jam saat itu menunjukkan pukul 15.00 lebih sedikit. Itu tandanya aku baru pingsan beberapa saat saja. Karena terakhir kali aku mengecek jam, yaitu ketika naik ke atas motor Javir, dan saat itu jam di ponselku menunjukkan pukul 14.30 lebih sedikit.

Aku menelan ludah tak percaya. Selama ini aku belum pernah pingsan sama sekali. Kali itu adalah kali pertamaku merasakan pingsan.

"Kamu tadi pagi nggak sarapan ya Fir?" tanya Tiara kepadaku. Aku lalu mengerutkan wajah, berusaha mengingat hal apa saja yang terjadi tadi pagi.

"Hmm.. kayanya nggak deh kak. Tadi aku buru-buru soalnya" jawabku kepada Tiara.

"Pantesan aja kamu bisa pingsan" balas Tiara.

"Eh Fir, itu cowok yang ngenterin kamu tadi emangnya siapa sih? Ganteng tau!" lanjut Tiara bertanya. Gadis itu memasangkan wajah tengilnya kepadaku.

"Bukan siapa-siapa" jawabku sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Iiiiih siapa Fir??" tanya Tiara kembali.

"Beneran kak! Bukan siapa-siapa" bantahku kepada gadis itu.

"Iiiih maksudku itu.. itu cowok tadi temen kamuu... atau siapa kamu? Gitu loh Firr!" ujar Tiara.

"Oooh.. dia temenku" jawabku.

"Temen bimbel ya?" tanya Tiara kembali.

"I-iya" jawabku ragu-ragu.

"Oooh, gitu. Eh tadi ini dia nitipin ke aku makanan. Dari dia nih! Tadi dia bilang gini, 'entar kalo Safiranya udah bangun, kasihin ini ya kak, bilangin jangan lupa makan'. Gitu..!! Iiiih kok dia so sweet gitu sih Fir?" ujar Tiara dengan penuh ekspresi.

"Ngga tau juga kak" sahutku sambil mengambil sebuah plastik berisi makanan yang dipegang oleh Tiara. Makanan itu adalah makanan yang diberikan oleh Javir.

"Eh kamu tau? Ini makanannya di beli abis dia nganterin kamu tau! Jadi dia rela-relain buat pergi beli makanan terus balik kesini lagi!! Iiih aku mah jomblo nyengir aja deh" seru Tiara.

KETIKA SAINGANKU ADALAH TUHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang