44

1.6K 272 25
                                    

"Safira!" panggil bang Anri yang tengah berjalan menghampiriku.

"Iya bang?" jawabku penasaran.

"Makan siang dulu sana sama si Zahra! Biar gue gantiin lu dulu!" jelas bang Anri.

"Ooh, nggak papa bang?" tanyaku tak yakin.

"Udah selow aja Fir. Masa lu nggak boleh makan siang?" sahut bang Anri.

"Ooh oke bang! Makasih ya!" balasku berterima kasih.

Aku lalu beranjak menuju ruang karyawan untuk makan siang. Disana sudah ada Zahra yang sedang melaksanakan sholat zuhur. Aku lalu masuk ke dalam kamar mandi. Mengambil air wudhu untuk bersiap melaksanakan sholat.

"Nih Saf, Mukena buat sholat!" seru Zahra memberikan mukena yang baru ia pakai kepadaku.

Deg...
Aku terkejut. Panggilan Zahra barusan seketika mengingatkanku kembali dengan sosok Elif. Benar-benar hanya Elif dan Zahra orang yang ku temui di dalam hidupku yang memanggilku dengan sebutan "Saf".

Aku terbengong sekejap. Merasa sedikit terkejut sambil menatap kosong mukena yang diberikan oleh Zahra.

"Saf..?" panggil Zahra bingung.

"Eh, iya!" sahutku terkaget.

"Lu kenapa dah?" tanya Zahra heran.

"Nggak papa kok!" jawabku sedikit gugup. Aku lalu segera mengenakan mukena itu. Kemudian mulai melaksanakan sholat zuhur.

Usai sholat aku lalu membuka bekal yang ku letakkan di atas meja di dalam ruang karyawan itu. Aku kemudian mulai menyantap bekal tersebut sambil duduk di sebelah Zahra.

"Eh Saf!" panggil Zahfra tiba-tiba.

"Hah?" sahutku.

"Lu tau nggak sih? Bang Javir tuh kalo deket sama cewek, dia tuh nggak mau lama-lama buat lanjutin ke jenjang yang lebih serius.." jelas Zahra kepadaku.

"Hah? Maksudnya?" tanyaku bingung.

"Lu nggak ngerti maksud 'jenjang yang lebih serius'?" tanya Zahra balik. Gadis itu berhenti makan sekejap. Ia lalu menatapku dengan tatapan serius.

"Nikah?" jawabku sambil mengerutkan kening.

"Nah itu!" seru Zahra sambil mengangkat tangannya.

Aku sontak terkaget. Ekspresiku tidak dapat membohongi isi hatiku saat itu. Apa mungkin jika aku dekat dengan Javir pria itu akan melamarku untuk menikah? Entahlah. Aku terlalu merasa.

"Kenapa? Kaget?" tanya Zahra kepadaku. Aku hanya terdiam sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Asal kamu tau ya Saf! Dulu bang Javir itu anak-nya religius banget! Dia tuh mainnya sama sepupu-nya dia namanya 'Althar'. Althar itu hafidz Qur'an. Dia anak dari tante Shakira yang sekarang megang petshop ini juga sama bang Javir. Tapi semenjak bunda sama ayah-nya Javir meninggal. Dia mulai keliatan berubah" lanjut Zahra mulai bercerita.

"Althar...." sahutku sambil mengangguk-anggukkan kepala.

"Iya, Althar! Sekarang dia masih SMA di Palu. Dulu dia sahabatnya Javir banget waktu masih tinggal disini. Walau emang umur mereka beda-nya 4 tahun.." jawab Zahra.

"Hmm... Emangnya, ada cewek yang sebelumnya deket sama Javir?" tanyaku kepada Zahra.

"Kalo yang deketin sih banyak. Tapi kalo yang deket, terus bang Javirnya juga deket sama cewek itu. Kaya-nya baru kamu sama ada satu cewek lagi. Tapi itu udah dulu banget. Waktu bang Javir baru masuk kuliah. Nama cewek-nya itu 'Raisa'!" jawab Zahra menjelaskan.

KETIKA SAINGANKU ADALAH TUHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang