45

1.6K 265 20
                                    

Pukul 15.30.
Motor yang Javir kendarai itu berhenti.

Kami berhenti di depan gerbang sebuah rumah yang sangat besar dan mewah. Javir lalu menjalankan motornya masuk ke dalam halaman rumah tersebut.

"Turun Sya.." seru Javir menyuruhku. Aku lalu segera turun dari motor Javir tersebut.

"Ini dimana Vir?" tanyaku penasaran.

"Rumah-nya tanteku! Yang megang petshop sekarang.." jawab Javir sembari turun dari motor. Aku lalu mulai melepas helm dan mengembalikan kepada Javir.

"Hmm.. Mau ngapain Vir?" tanyaku kembali.

"Aku mau ketemu sama adek sepupuku doang. Soal-nya kangen... Entar abis ini kita pergi lagi ya!" jelas Javir.

"Oooh.." sahutku. Javir kemudian tersenyum kepadaku. Pria itu lalu mengajakku masuk ke dalam rumah mewah tersebut.

Benar-benar rumah yang sangat mewah. Sebuah rumah yang besar. Bagian teras depan rumah itu terdapat 4 tiang yang saling menopang atap, membuat halaman rumah itu terlihat sangat mewah.

Warna cat rumah itu juga bagus, polos berwarna putih. Di bagian dinding-dindingnya juga terdapat ukiran-ukiran yang membuat nuansa rumah itu terkesan sangat elegan dan mewah.

Aku benar-benar baru kali itu mendatangi rumah se-mewah itu.

Tok, tok, tok...
Javir mengetuk pintu rumah tersebut.

"Assalamualaikum.." seru Javir mengucapkan salam.

"Waalaikumussalam!" terdengar balasan dari dalam rumah tersebut. Tak lama kemudian ada sosok yang mmebuka pintu rumah itu.

"Eh, Javir!!" ucap seorang wanita yang membukakan pintu rumah itu.

"Assalamualaikum mbak Sri.." balas Javir sembari menyalami wanita tersebut.

Wanita itu adalah seorang asisten rumah tangga yang bekerja di rumah tante Javir itu. Namanya adalah "Sri". Ia biasa dipanggil dengan sebutan "mbak".

"Waalaikumussalam Vir.. Masya Allah, udah lama kamu nggak kesini..!" jawab mbak Sri sembari menyalamkan tangannya kepada Javir.

"Hehe, iya mbak. Javir sibuk soalnya!" sahut Javir sopan.

"Ini siapa?" tanya mbak Sri menunjukku.

"Ooh, ini nama-nya Safira mbak Sri. Temennya Javir" jawab Javir memperekenalkan ku.

Aku segera maju mendekati mbak Sri. Lalu menyalami tangan wanita itu.
"Safira.." ucapku memperkenalkan diri.

"Safira..? Cantik banget kamu Safira!" balas mbak Sri memuji.

"Hehe, makasih mbak.." sahutku malu.

"Kamu pacarnya Javir?" tanya mbak Sri usil sambil mengangkat-angkat alis kirinya. Javir seketika tertawa melihat keusilan mbak Sri itu.

"Hehe, bukan mbak! Temen Javir..." jawabku malu.

"Hahahaha, gituuu.... Yaudah yuk masuk dulu!" seru mbak Sri mengajak aku dan Javir.

Kami bertiga kemudian berjalan masuk ke dalam rumah tersebut. Mbak Sri membawa kami ke ruang keluarga dan duduk di sebuah sofa.

"Bunda ada mbak?" tanya Javir kepada mbak Sri.

"Bunda mah masih kerja jam segini. Pulang-nya entar sama mas Dimas abis maghrib" jawab mbak Sri kepada Javir.

"Ooh, kalo Sarah mana mbak?" tanya Javir kembali.

"Sarah ada tuh di kamar! Dia lagi main abis bangun tidur" jawab mbak Sri.

Javir lalu beranjak dari sofa, pria itu kemudian berjalan menuju sebuah ruangan di dalam rumah tersebut. Aku hanya terdiam tetap duduk di sofa itu.

KETIKA SAINGANKU ADALAH TUHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang