57

1.5K 261 7
                                    

Senin, 20 Agustus 2018.
1 minggu setelah hari ketika aku menerima lamaran Javir itu.

Aku dan Javir telah memutuskan untuk melakukan sebuah pernikahan. Kira-kira pernikahan kami akan dilaksanakan pada 1-2 bulan lagi.

Aku telah menceritakan kepada Javir soal rencana kebohonganku dulu. Tentang kepergianku dari rumah om Syahid itu. Dan Javir benar-benar sangat terkaget mendengar ungkapanku itu. Pria itu pikir, aku pergi dari rumah om Syahid dulu memang karena untuk mencoba hidup mandiri.

3 hari lagi aku dan Javir akan berangkat ke Batam. Dan kami akan meminta restu dari ayah tentang rencans pernikahan ini. Aku sangat berharap ayah akan merestui Javir untuk menjadi calon menantu-nya.

Selama 2 minggu ke depan, Javir telah memberikan-ku izin untuk tidak pergi bekerja. Kami akan menginap di Batam kira-kira selama 1-2 hari.

~

Pukul 10.00 pagi.

Aku saat itu sudah berpakaian rapi untuk pergi bersama Javir.

Pagi itu aku mengenakan sebuah kemeja putih yang dilapisi dengan sebuah rompi berwarna krem. Aku juga mengenakan jilbab dan celana yang sama-sama berwarna cokelat muda.

Foto Safira pagi itu :

Pagi itu aku akan pergi bersama Javir menuju rumah om Syahid

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi itu aku akan pergi bersama Javir menuju rumah om Syahid. Ya, kami akan menemui Tiara, Kahfi, dan juga om Syahid.

Aku telah memutuskan untuk jujur kepada mereka. Jujur tentang semua kebohongan-ku mengenai kepulanganku ke Batam dulu. Aku dan Javir juga akan memberi tahu soal rencana pernikahan kami ini.

Kalau bisa juga, aku akan mengajak Tiara dan Kahfi ke Batam saat meminta restu kepada ayah. Aku tak mungkin pergi hanya berdua saja dengan Javir. Semoga saja Tiara dan Kahfi mau ikut dengan-ku ke Batam.

Jujur hatiku saat itu merasa sangat berdebar-debar. Aku merasa sedikit ta siap untuk mengungkapkan yang sebenarnya kepada keluarga om Syahid. Aku juga khawatir Kahfi tidak bisa menerima rencana pernikahan-ku ini.

Dringg....
Ponselku berbunyi. Javir meneleponku saat itu. Aku lalu segera mengangkat telepon pria itu.

Isi percakapan di telepon itu :
_______________________________

Javir :
"Assalamualaikum!"
"Asyaa.. Aku udah di depan kos-mu!"

Safira :
"Waalaikumussalam!
Oooh, oke! Bentar ya Vir!"

"Okey Asyaa!!"

"Bentar ya Vir!
Assalamualaikum!"

"Waalaikumussalam.."
_______________________________

Aku lalu buru-buru merapikan sedikit hijabku. Lalu berjalan keluar kamar dan segara mengunci pintu. Aku kemudian berjalan mendatangi Javir.

KETIKA SAINGANKU ADALAH TUHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang