Aku beranjak dari ranjang. Jam di ponselku saat itu menunjukkan pukul 08.00 pagi hari. Aku segera mengambil sepasang pakaian milikku dari dalam lemari Tiara. Sebuah sweater berwarna cokelat muda dan celana longgar berwarna hitam. Aku lalu bergegas pergi mandi.
Hari itu adalah hari senin, seminggu setelah aku di ajak oleh Tiara mengelilingi kota Jakarta itu. Hari itu adalah hari pertamaku mengikuti sebuah kursus belajar, atau biasa disebut dengan bimbel.
Aku akan mengikuti bimbel selama 1 bulan kedepan. Tujuanku mengikuti bimbel adalah untuk mempersipkan diri sebelum mengikuti ujian mandiri memasuki salah satu universitas terkenal di kota Jakarta, yang akan aku ikuti pada bulan depannya, yaitu pada bulan Juli.
Usai mandi aku lalu bergegas mengambil sebuah tas tenteng berwarna hitam milikku yang aku letakkan di dalam lemari milik Tiara.
Aku kemudian mengisi tas tenteng itu dengan 1 buah buku persiapan ujian, 1 buah buku tulis, 2 buah pulpen, dan buku Fatimah Aisyah pemberian ayahku itu.
Aku lalu bergegas keluar kamar, menuju ruang makan untuk pergi sarapan. Di ruang makan itu sudah ada om Syahid. Aku juga melihat Tiara tengah sibuk memainkan ponselnya disana.
"Sarapan Fir" seru om Syahid.
Aku lalu tersenyum membalas dirinya.Aku kemudian mengambil piring makan, lalu berjalan menuju meja makan duduk bersama om Syahid dan Tiara.
Sarapan pagi itu adalah nasi uduk. Terlihat di atas meja makan itu 2 nasi uduk yang masih terbungkus dengan kertas nasi berwarna cokelat muda. Ku rasa 2 nasi uduk itu adalah milikku dan Kahfi.
Pagi itu berbeda dengan pagi-pagi lainnya. Pagi itu aku tidak melihat Kahfi. Pria itu sepertinya masih tertidur.
Kahfi biasanya jam segini sudah tampak tengah sarapan sembari menonton tv di ruang keluarga rumah tersebut. Namun tidak dengan pagi ini.
Tiara tiba-tiba saja mengambil piring yang aku bawa. Gadis itu kemudian meletakkan salah satu nasi uduk yang terletak di atas meja ke dalam piringku. Ia lalu mengembalikan piring itu kepadaku.
Aku lalu mulai menyantap nasi uduk sarapanku. Pagi itu aku merasa sangat tidak sabar untuk segera berangkat menuju tempat bimbel baruku.
Aku sangat berharap di tempat bimbel baruku itu, aku bisa mendapatkan teman baru.
Usia sarapan, aku kemudian beranjak mengambil tas tenteng milikku yang aku letakkan di atas sofa di ruang keluarga.
"Yuk Fir!" ajak Tiara kepadaku.
Aku kemudian berjalan mengikuti Tiara yang sudah mendahuluiku berjalan menuju keluar rumah.
"Kakk!!" panggil Kahfi yang tiba-tiba saja muncul di balik pintu masuk rumah. Penampilan Kahfi saat itu terlihat berantakan. Ia sepertinya baru bangun dari tidur.
"Ngapa lu?" tanya Tiara heran.
"Mau kemana?" jawab Kahfi sambil menatap ngantuk Tiara.
"Mau anter Safira ke tempat les" jelas Tiara.
"Beliin gue susu dong" lanjut Kahfi kepada kakak perempuannya itu.
"Dih enak aja lu, beli sendiri lah" sahut Tiara tidak terima.
"Kakak pelit!" dumal Kahfi sambil menyemberutkan wajahnya. Pria itu lalu berbalik kembali ke dalam rumah.
Tiara lalu membuka gerbang halaman rumah tersebut dan langsung masuk ke dalam mobil tanpa memedulikan adik laki-lakinya itu. Gadis itu kemudian menyalakan mobil tersebut.
Aku kemudian ikut masuk ke dalam mobil duduk di sebelah Tiara. Tiara lalu membuka ponselnya, mengecek lokasi tempat bimbel baruku itu.
Beberapa saat kemudian, tiba-tiba saja Kahfi masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi bagian tengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA SAINGANKU ADALAH TUHAN [END]
Romance𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑺𝒂𝒇𝒊𝒓𝒂... Namanya Aesya Safira.. Seorang gadis cantik yang terinspirasi dengan sosok perempuan hebat yaitu Aisyah radhiyallahu anha. Ayahnya menamakannya dengan nama "Aesya" bertujuan agar anak gadisnya itu tumbuh dewasa menjadi...