27

2K 334 3
                                    

Pukul 08.30 pagi.

Hari ini adalah hari Senin. Pagi itu aku telah siap mengenakan pakaian yang rapi untuk segera pergi ke tempat bimbel.

Seperti yang di katakan Tiara 1 minggu yang lalu. Jadwal libur kantor om Syahid adalah pada hari Senin. Dan hari ini om Syahid tidak pergi bekerja.

Jujur semalam aku sangat sulit untuk tertidur karena teringat-ingat dengan perkataan Kahfi kemarin siang. Aku benar-benar tak menyangka dengan adik sepupu-ku itu. Sudah-lah!

Tiara tadi malam sudah berjanji kepadaku untuk mengantarkan-ku ke tempat bimbel pagi ini. Gadis itu bilang, ia ingin mencari jodoh seperti sosok Javir di tempat bimbelku. Hahahaha...

Aku lalu menunggu Tiara duduk di sofa ruang tamu. Waktu sudah hampir menunjukkan pukul 09.00, gadis itu juga belum tampak dari tadi.

"Firaa!!!! Fiiiieeerr!!" panggil Tiara. Gadis itu kemudian berjalan menemuiku di ruang tamu.

"Fir maap ya Fir.. perutku sakit banget niiii!! Mules bangeeet!! Kaya-nya aku nggak bisa nganterin kamu ke tempat bimbel deh.. cari jodohnya besok-besok aja deh.." seru Tiara kepadaku.

"Oooh, yaudah kak. Aku langsung berangkat aja ya!" sahutku kepada gadis itu.

"Eh, eh, eh.. bentar-bentar. Sebagai orang yang bertanggung jawab dengan kata-kata sendiri.. aku bakalan ganti janjiku itu ya Fir..." ujar Tiara menahanku.

"Yaudah kak, besok-besok aja nganternya nggak papa kok!" balasku.

"Gausah, gausah! ABAAAANG!!! ABAAAANG!!" sahut Tiara berteriak memanggil Kahfi.

"Kamu berangkatnya bareng si Kahfi aja ya Fir!" lanjut Tiara kepadaku. Aku seketika terdiam sembari menundukkan kepalaku mendengar perkataan Tiara barusan.

"Kenapa..?" tanya Kahfi yang baru datang ke ruang tamu.

"Lo anterin si Fira ke tempat bimbelnya ya! Perut gue lagi sakit banget nih soalnya.. Lo tau kan tempat bimbelnya Fira dimana?" jawab Tiara kepada adiknya itu.

"Tau, tau.." sahut Kahfi sambil mengangguk.

Aku masih menundukkan kepala tak berkutik. Jujur aku tak ingin diantar oleh Kahfi pagi itu. Aku merasa lebih baik pergi naik ojek online sendiri. Tapi apa boleh buat, aku tak mungkin menolak Tiara.

"Yaudah, sono lo anterin Fira! Udah mau telat dia tuh!!" suruh Tiara kepada Kahfi.

"Kunci mobil mana?" balas Kahfi bertanya.

"Heh bocil... lo pake motor aja! Gausah sok-sokan naik mobil lo! Ntar kenapa-kenapa gue yang mampus..." bantah Tiara.

"Yaudah, cepetan atuh!! Itu si Fira udah mau telat!!" lanjut Tiara sambil mendorong tubuh adik laki-lakinya itu masuk ke dalam rumah. Kahfi kemudian pergi mengambil kunci motor.

"Ayuk Fir!" ajak Kahfi yang tiba-tiba muncul. Aku kemudian hanya mengangguk membalas pria itu.

Kami kemudian berjalan bersama keluar dari rumah. Kahfi lalu mengeluarkan motor dari dalam garasi, ia kemudian memberikanku satu buah helm. Pria itu benar-benar tak ada berbicara sama sekali.

Aku dan Kahfi kemudian naik ke atas motor. Tak lama kemudian, Kahfi langsung menjalankan motor itu menuju tempat bimbelku.

• • •

KETIKA SAINGANKU ADALAH TUHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang