53

1.5K 249 4
                                    

Aku sudah sampai di depan petshop. Aku lalu segera turun dari motor dan langsung masuk ke dalam petshop.

Jujur badanku benar-benar sangat panas pagi itu. Tubuhku juga terasa sangat lemas. Sebenarnya aku tidak ingin pergi bekerja pagi itu. Namun aku malas jika harus meminta izin kepada Javir.

"Saf!" panggil Zahra yang sudah sampai di petshop itu dari tadi.

"Kenapa?" tanyaku malas.

"Yang sabar ya Saf! Gue yakin kok, bang Javir orang-nya nggak kaya gitu" seru Zahra sembari memengang bahuku.

Aku lalu dengan malas nenyingkirkan tangan gadis itu. Lalu lanjut berjalan menuju ruang karyawan. Zahra langsung mengikutiku.

"Saf! Dengerin gue dong!" ucap Zahra berusaha meyakinkanku.

"Dengerin apa sih Zar?" tanyaku sambil membuang muka dari Zahra.

"Lu jangan cepet sakit hati gini dong Saf! Bang Javir tuh nggak mungkin kaya gitu..." jelas Zahra membujukku.

"Nggak mungkin gimana sih? Udah jelas-jelas kita ngeliat langsung dengan mata dan kepala sendiri dia seneng-seneng sama cewek lain! Jadi aku harus gimana? Pura-pura bodoh gitu? Sok-sokan lupa sama kejadian itu? Ya nggak mungkin lah!" bantahku kepada Zahra.

"Ya tapi..." sahut Zahra.

"Tapi apa lagi? Manusia itu ya Zar! Berubah-ubah! Jadi nggak segampang itu kamu bisa nyimpulin kalo bang Javir nggak bakal pernah ngelakuin hal kaya itu! Jangan nyoba bela hal yang jelas-jelas udah salah sih!" potongku kepada gadis itu.

Zahra seketika terdiam. Aku lalu menarik napas panjang dan kembali berjalan menuju ruang karyawan. Kepalaku seketika terasa semakin pusing setelah memarahi Zahra barusan.

Aku lalu meletakkan barang-barang yang ku bawa di dalam ruang karyawan. Lalu kembali keluar dan bersiap duduk di meja kasir.

"Assalamualaikum!" ucap Javir yang baru datang.
Pria itu kemudian berjalan menghampiriku dan duduk di sebuah kursi plastik yang berada tepat di depan meja kasir.

Aku lalu menundukkan kepala. Menopangkan kepalaku dengan telapak tangan di atas meja. Jujur aku sangag malas untuk berhadapan dengan Javir lagi.

"Sya..." panggil Javir lembut dengan penuh harapan. Aku diam tak menanggapi.

"Maafin aku ya Sya...?" lanjut pria itu membujuk.

"Zar!" panggil Javir kepada Zahra. Zahra yang tengah mengecek-ngecek stok barang kemudian langsung berjalan menuju meja kasir.

"Kenapa bang?" tanya Zahra bingung.

"Safira kenapa?" balas Javir bertanya.

"Hmm.. Gue nggak tau! Tanya aja langsung sama Safira..." jawab Zahra. Gadis itu kemudian kembali menuju rak-rak barang.

"Asya, kalo aku ada salah maaf ya... Terus kalo aku ada salah kasih tau ya Asya. Aku nggak tau salah ku Sya, mungkin aku nggak sadar..." bujuk Javir kembali.

Aku lalu mengangkat kepala-ku, hendak mengambil ponsel yang berada di atas meja kasir.

"Sya..." panggil Javir kembali. Aku tak menanggapi. Lalu membuka ponselku tanpa memedulikan pria itu.

Aku dibuat terkaget saat membuka ponsel. Ada sebuah notifikasi pesan dari akun instagram seorang laki-laki. Aku lalu membuka pesan tersebut.

Ternyata akun seorang laki-laki yang mengirimkanku pesan itu adalah akun pria bernama "Fatih" yang menolongku dari begal semalam.

Pria itu mengirimkanku sebuah pesan perkenalan. Ia menanyakan tentang status pendidikan-ku, pekerjaan, dan tempat aku bekerja. Aku lalu menjawab pertanyaan-pertanyaan pria itu.

KETIKA SAINGANKU ADALAH TUHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang