7

3.8K 536 10
                                    

DKI JAKARTA

Kapal feri yang menyeberangkan aku, om Syahid, Kahfi, dan ratusan penumpang lainnya menuju pulau Jawa itu sudah berhenti.

Kami telah tiba di sebuah pelabuhan di provinsi Banten, tempat dimana para penyeberang akan diturunkan dari kapal.

Aku dan dua pria yang bersamaku itu kemudian kembali menuju mobil. Menunggu beberapa menit hingga kapal mulai dibuka.

Setelah bertemu dengan Javir sehabis sholat maghrib tadi, aku tidak bertemu dengan pria itu lagi. Kapal feri sangat besar dan luas, pertemuan dengan pria itu adalah sebuah kebetulan besar bagiku.

Aku kembali mengambil ponsel yang ku letakkan di kantong celanaku, mengecek jam saat itu. Jam di ponselku menunjukkan pukul 20.30 malam.

Deng..
Terdengar suara dengung kapal feri yang aku naiki. Kapal sudah mulai dibuka saat itu. Mobil, truk, dan beberapa kendaraan lainnya yang naik di kapal itu mulai berjalan turun dari kapal.

Mobil om Syahid yang ku naiki itu berada pada barisan paling belakang. Kami menunggu kendaraan-kendaraan di depan kami untuk keluar terlebih dahulu.

Sekitar 2 menit lebih, akhirnya kendaraan-kendaraan yang terparkir tepat di depan mobil om Syahid mulai berjalan maju.

Om Syahid mulai menjalankan mobilnya, perlahan keluar dari kapal feri itu.

Hari itu adalah hari pertama aku menginjakkan kaki di pulau Jawa. Aku sebelumnya beenar-benar belum pernah sama sekali berkunjung ke pulau yang satu ini.

Pemandangan jalanan di sekitar mobil saat itu terlihat gelap. Hanya terlihat samar-samar pepohonan yang diterangi dengan sedikit pencahayaan rembulan malam itu.

Aku memejamkan mata, tubuhku terasa sangat lelah saat itu. Walau hanya duduk di dalam mobil seharian, tubuhku benar-benar terasa sangat lelah.

Aku membujuk mataku untuk tertidur, beberapa menit setalah memejamkan mata, aku kemudian terlelap.

• • •

"Fira.. fira.. bangun fir, makan malem dulu" seru Kahfi membangunkanku yang sedang tertidur.

Aku langsung terbangun, melihat ke arah depan mobil tempat om Syahid dan Kahfi duduk. Tidak ada om Syahid disana, hanya ada Kahfi yang sedang berdiri di antara pintu mobil bagian tengah tempat aku duduk itu.

"Ayahmu kemana?" tanyaku heran menatap wajah Kahfi.

"Ayahku udah masuk duluan, katanya kebelet, aku disuruh bangunin kamu" jawab Kahfi menjelaskan.

Aku mengangguk, bersegera merapikan hijabku yang berantakan, lalu segera keluar dari mobil. Aku kemudian mengecek jam di ponselku, jam di ponselku menunjukkan pukul 23.45.

Aku benar-benar terkaget saat melihat jam di ponselku. Ternyata saat itu sudah sangat malam. Aku kemudian berjalan menyusul Kahfi yang sudah berjalan di depanku memasuki sebuah rumah makan padang.

Rumah makan itu berukuran kecil, hanya ada aku dan dua pria itu yang makan disana. Mungkin memang karena saat itu sudah terlalu malam.

Aku melihat om Syahid sedang duduk sambil memainkan ponselnya di salah satu meja di dalam rumah makan tersebut. Aku kemudian duduk di kursi yang berhadapan dengan om Syahid.

KETIKA SAINGANKU ADALAH TUHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang