21

2.3K 361 18
                                    

Aku benar-benar terkaget. Pesan dari akun yang tidak ku kenal itu berisi tentang sebuah ungkapan perasaan dari sosok laki-laki.

Akun itu adalah sebuah fake account. Tidak ada postingan, foto profil, dan juga instastory pada akun itu. Aku benar-benar merasa kebingungan sekaligus curiga pada pemilik akun itu.

Screenshot pesan dari akun fake itu :

Screenshot pesan dari akun fake itu :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deg..
Hatiku terasa terdesak usai membaca pesan dari akun fake itu. Hatiku benar-benar terasa sangat berdebar-debar dan berbunga-bunga.

Entah mengapa yang ku pikirkan saat itu adalah sosok Javir. Aku merasa sosok laki-laki di balik akun fake itu adalah Javir.

Aku tersenyum-senyum sendiri. Merasa malu sekaligus terlalu percaya diri dengan dugaanku saat itu. Aku lalu menghadap kepada cermin yang ada di kamar Tiara. Ternyata wajahku telah memerah berseri-seri.

Aku lalu melompat-lompat kegirangan di kamar itu. Saat itu aku masih mengenakan mukena karena baru saja selesai melaksanakan sholat isya barusan.

Entah mengapa pesan berisi ungkapan cinta itu benar-benar membuat hatiku merasa sangat gembira. Padahal aku tidak mengetahui siapa sosok laki-laki yang mengirimkan pesan itu.

"Udahlaah.. pasti Javir!" batinku percaya diri. Maafin Safiraa.. aku dulu lebay banget astaghfirullah.

Krekk...
Terdengar suara desiran pintu kamar Tiara. Ada seseorang yang membuka pintu kamar itu. Aku yang tengah melompat-lompat kegirangan saat itu seketika terpaku di atas lantai.

"Eh kamu ngapain Safira?" tanya om Syahid heran dari depan pintu kamar itu. Ternyata om Syahid-lah yang membuka pintu kamar itu barusan.

"Eh.. nggak papa kok om, hehehe" sahutku panik.

"Hahaha.. yaudah Fir, makan malem dulu yuk" seru om Syahid mengajakku.

"Iya om" jawabku singkat.

Aku kemudian bergegas membuka mukena, lalu mengganti dengan sebuah hijab dan langsung pergi keluar kamar menuju ruang makan.

• • •

Pukul 08.50 pagi hari.
Hari ini adalah hari Sabtu. Aku sudah berdiri di depan halaman tempat bimbel saat itu.

Ya! Jadwal bimbel hari ini memang berdempetan dengan hari Jum'at kemarin. Pihak bimbelku memang memprioritaskan hari Minggu untuk digunakan sebagai hari libur.

Seperti biasa, aku berjalan menuju meja pengabsenan untuk menulis daftar hadir dan melihat dimana ruanganku hari ini.

Hari ini ruanganku berada di kelas G. Aku kemudian langsung bergegas menuju kelas G tersebut.

KETIKA SAINGANKU ADALAH TUHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang