Pukul 12.00.
Ojek yang ku kenaiki telah berhenti.Aku kemudian langsung bergegas turun dan langsung membayar ongkos. Lalu buru-buru mengeluarkan ponselku dari dalam kantong.
Aku lalu mengirimkan pesan lagi kepada Elif. Bertanya kepada gadis itu mengenai rute menuju bangunan tua tempat gadis itu sekarang. Elif lalu mengirimkan-ku lokasi bangunan tua tersebut.
Langkah demi langkah ku tempuh. Berjalan dengan tergesa-gesa menuju bangunan tua itu sembari bulak-balik menatap kepada ponsel agar tidak salah jalan.
Sekitar 20 menit berjalan dengan buru-buru. Akhirnya aku sampai di depan bangunan tua tempat Elif menetap itu. Aku kemudian langsung memasuki bangunan tua tersebut.
Elif tak ada di lantai dasar, aku kemudian naik ke lantai atas sampai pada lantai 7 bangunan tersebut. Akhirnya aku menemukan Elif, gadis itu tengah duduk sambil memeluk kedua kakinya di rooftop bangunan itu.
Gambaran Elif saat itu :
"Lif..." panggilku perlahan.
Elif tidak menjawab, gadis itu hanya terdiam sambil memeluk kedua lututnya. Aku lalu berjalan menghampiri gadis itu.
"Lif.." panggilku lagi. Gadis itu masih saja terdiam. Aku lalu duduk bersandar dengan pembatas rooftop tepat di sebelah gadis itu.
"Lif, maaf ya! Kemaren aku udah marah-marahin kamu.." seruku meminta maaf.
Elif tiba-tiba saja mengangkat kepalanya. Gadis itu kemudian memeluk tubuhku dengan sangat erat sembari menangis tersedu-sedu.
"M-maafin gue S-saf.. G-gue udah m-mecahin gelang lo itu..." ujar Elif sangat terisak-isak dengan tangisannya.
Gadis itu benar-benar terlihat sedang sangat terluka. Aku seketika ikut menangis melihat gadis itu. Aku lalu mengelus-elus bahu Elif dengan lembut.
"M-maafin gue Saf.. lo m-marah banget ya?" seru Elif lagi.
Tangisanku menjadi semakin menderas mendengar perkataan Elif barusan. Gadis itu kelihatannya benar-benar sangat merasa bersalah denganku.
"Iya Lif.. nggak papa kok. Aku maafin, aku udah nggak marah lagi.." sahutku sambil ikut menangis.
Aku lalu melepas pelukan Elif. Lalu menegapkan tubuh gadis itu duduk berhadapan denganku. Gadis itu benar-benar menangis sangat histeris. Aku lalu terkaget melihat wajah gadis itu.
Wajah Elif benar-benar penuh dengan luka-luka dan memar-memar. Benar-benar sangat berbeda dengan apa yang ku lihat di hari kemarin. Apa yang terjadi dengan gadis itu?
"Muka mu kenapa Lif?" tanyaku ragu-ragu.
"Papa.. papaa..." jawab Elif sambil terisak-isak dengan tangisannya.
"Kenapa papa-mu? Dia mukulin kamu ya..?" tanyaku sambil menatap prihatin wajah gadis itu.
"I-iyaaa... iyaaa....." jawab Elif.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA SAINGANKU ADALAH TUHAN [END]
Romance𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑺𝒂𝒇𝒊𝒓𝒂... Namanya Aesya Safira.. Seorang gadis cantik yang terinspirasi dengan sosok perempuan hebat yaitu Aisyah radhiyallahu anha. Ayahnya menamakannya dengan nama "Aesya" bertujuan agar anak gadisnya itu tumbuh dewasa menjadi...