16

2.4K 366 0
                                    

Aku reflek menutup mulut. Berusaha menahan suara napasku yang terengah-engah. Gadis misterius itu benar-benar melihat ke arahku barusan.

"SIAPAA ITU?!" panggil gadis misterius itu berteriak.

Aku hanya terdiam sambil berusaha menahan napas. Jantungku benar-benar terasa sangat berdebar-debar saat itu.

Tek.. tek.. tek..
Terdengar suara langkah kaki gadis itu. Aku kemudian langsung berlari menuruni anak tangga menuju bawah. Aku benar-benar sangat ketakutan saat itu.

Hari itu aku mengenakan rok. Tidak mengenakan celana rok seperti biasanya. Aku benar-benar kesulitan untuk melangkah dengan cepat menuruni anak tangga.

Gadis misterius itu ternyata mengejarku. Ia mengejarku dengan sangat cepat. Saat itu aku sudah berada di tangga antara lantai 4 dengan lantai 3, sedangkan gadis itu masih berada di tangga antara lantai 5 dengan lantai 4.

"AAAAAAAA!!" kakiku terpeleset.

Kakiku terlalu celat menuruni anak tangga. Aku tidak bisa menyeimbangkan langkah kakiku dengan luas rok yang ku kenakan ku saat itu.

Aku terjatuh. Tubuhku terseret di sepanjang anak tangga di antara lantai 4 dan lantai 3.

Bruk...
Kepalaku terbentur sangat keras dengan permukaan ubin lantai 3. Aku benar-benar merasa kesakitan saat itu. Kepalaku seketika terasa sangat pusing.

"Auuu..." rintihku kesakitan.

Tubuh, tangan, dan kakiku benar-benar terasa sangat sakit, aku tak sanggup untuk berdiri kembali saat itu. Tas tenteng yang ku bawa juga sudah terhempas entah kemana. Aku benar-benar sangat panik.

"Woy! Berenti lo!" teriak gadis misterius itu.

Ia sudah berada di anak tangga tempat aku terjatuh barusan. Gadis itu kemudian melangkah perlahan menuruni anak tangga itu.

Aku sontak berniat untuk kabur kembali. Ku paksakan tubuhku yang sudah lemas untuk berdiri.
Ku ambil tas tenteng hitam milikku yang ternyata tergeletak hanya beberapa meter di lantai. Aku lalu langsung buru-buru hendak kabur dari gadis itu.

"BERENTII..!" teriak gadis itu menahanku.
"Lu pilih berenti, atau gue lempar pake botol kaca ini?" lanjutnya mengancam.

Aku yang tadinya hendak kabur dari gadis itu memutuskan untuk berhenti. Tubuhku berdiri kaku membelakangi gadis misterius itu.

"Oooh, elo.. Ada apa sih sama lo?" tanya gadis itu sambil berjalan ke hadapanku.

Aku menelan ludah. Menggeleng-gelengkan kepala ketakutan, sambil menunduk menatap ke arah lantai. Gadis itu lalu berdiri di hadapanku sambil memegang sebuah botol kaca.

"Lo ngapain ngikutin gue kesini sih?" lanjut gadis itu bertanya. Nadanya seketika berubah menjadi pelan.

Aku hanya terdiam sambil terus mengeleng-gelengkan kepala. Tidak menjawab pertanyaan dari gadis itu sama sekali.

TASS..!!
Gadis misterius itu membanting botol kaca yang ia bawa tepat di hadapanku. Aku semakin merasa ketakutan. Tanpa sadar, mataku tiba-tiba saja meneteskan air mata. Saat itu aku menangis karena benar-benar sangat ketakutan.

"Lo kenapa nangis? Gausah takut sama gue. Gue bukan setan.." ujar gadis itu. Perkataannya barusan justru membuatku semakin menangis dan ketakutan.

Gadis itu lalu mendekat kepadaku. Ia lalu menyentuh bahuku dengan telapak tangannya.

"Udah ngga usah nangis.. Ooh iya, tadi pagi itu elo ya yang nemuin gue? Ada apa emangnya? Maaf tadi pagi gue kasar kaya gitu sama lo. Mood gue lagi ngga bagus soalnya" seru gadis itu.

KETIKA SAINGANKU ADALAH TUHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang