10

3.4K 456 3
                                    

Tiara kemudian mengajakku untuk bersiap-siap. Aku dan gadis itu lalu kembali ke kamar bergegas untuk pergi mandi dan beres-beres.

Usai mandi dan berpakaian yang rapi, kami berdua kemudian berjalan keluar kamar.

Tiara pagi itu mengenakan sebuah sweater oversize berwarna putih dengan jilbab pashmina dan celana panjang berwarna hitam.

Menurutku Tiara adalah perempuan yang sangat cantik. Penampilan dan model berpakaiannya juga terlihat sangat keren dan bagus.

Ada satu hal yang membuat Tiara terlihat sedikit berbeda, yaitu sebuah gigi gingsul. Gadis itu memiliki sebuah gigi gingsul yang membuatnya terlihat sangat manis.

Ada yang penasaran sama sosok Tiara? Nih fotonya!

Ada yang penasaran sama sosok Tiara? Nih fotonya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"LAH?" teriak Tiara terkaget.

Gadis itu sangat terkaget melihat Kahfi tengah bersantai di sofa tempat ia sarapan tadi sambil masih menonton tv.

"LU KOK BELOM SIAP-SIAP?" tanya Tiara kesal kepada adik laki-lakinya itu.

"Eh iya, iya" jawab Kahfi panik sambil buru-buru beranjak dari duduknya. Adik laki-laki Tiara itu kemudian berlari menuju kamarnya.

"Ih bener-bener ni bocah ya.. Gausah ikut aja deh lu, gue tinggal aja lu ya?" dumal Tiara kesal.

"BENTAR!!" balas Kahfi berteriak kepada kakak perempuannya itu.

"Kalo bukan adek sendiri udah gue sabet lu" ucap Tiara mengomel.

"Gue tunggu 5 menit! Siap nggak siap, gue pergi! BODO AMAT!" lanjut Tiara mengancam Kahfi.

Wajah kakak sepupu perempuanku itu seketika berubah menjadi memerah. Ia terlihat sangat kesal dan memanas dengan tingkah adik laki-lakinya itu.

Tak sampai 4 menit setelah Tiara mengomeli adik laki-lakinya itu. Kahfi sudah siap berdiri di ruang keluarga sambil siap mengenakan pakaian untuk jalan-jalan.

"Dih kok cepet amat lu? Nggak mandi lu ya?" tanya Tiara heran kepada adik laki-lakinya itu.

"Emang gue kaya lu, mandi se-jam?" bantah Kahfi tak terima.

Tiara lalu mendekati Kahfi. Ia lalu menyentuh rambut adik laki-lakinya itu.

"Ngapain sih lu?" tanya Kahfi heran melihat tingkah kakak perempuannya itu.

"Hmm.. basah sih, yaudah deh berangkat aja" ujar Tiara.

Maksud Tiara menyentuh rambut Kahfi adalah untuk mengecek basah atau tidaknya rambut adik laki-lakinya itu. Tiara ingin membuktikan sendiri apakah adik laki-lakinya itu barusan mandi atau tidak.

"Dih emang lu pikir gue barusaan madi boongan?" ujar Kahfi tak terima dengan perkataan kakaknya barusan.

"Makanya, jadi anak tu jangan keseringan boong, orang lain jadi nggak percayaan kan sama lu?" jawab Tiara sambil mencubit kasar pipi adik laki-lakinya itu.

Aku hanya tertawa melihat tingkah kakak adik itu. Tiara lalu berbalik dengan santai meninggalkan Kahfi.

"Kakak kurang ajar" cetus Kahfi kesal dengan cubitan Tiara barusan.

Tiara lalu berbalik kembali menghadap pada adik laki-lakinya itu. "Apa lu bilang barusan? Lu jangan macem-macem ya sama gue, nggak gue bayarin nonton baru tau rasa lu" balas Tiara mengancam Kahfi.

"Ehh, iya iya. Maafin adek ya kakakku yang paling cantikk..." seru Kahfi panik dengan ancaman Tiara barusan.

"Panasin mobil deh bang" lanjut Tiara memerintahkan Kahfi sembari berjalan meninggalkan adik laki-lakinya itu.

Kahfi lalu bergegas mengambil sebuah kunci mobil yang diletakkan di dalam sebuah laci kecil yang ada di ruang keluarga rumah itu. Pria itu kemudian segera menuju mobil yang terparkir di halaman rumah lalu menyalakannya.

"Ayah kakak kemana kak?" tanyaku kepada Tiara yang tengah sibuk mainkan ponselnya di sebelahku.

"Ayah kakak kerja. Dia kalo hari Minggu nggak libur, liburnya Sabtu doang" jawab Tiara.

"Oooh gitu.." sahutku sambil mengangguk-nganggukkan kepala.

Kami berdua kemudian berjalan keluar dari rumah itu. Berjalan menuju sebuah mobil milik keluarga om Syahid yang terparkir di halaman rumah itu.

Tiara lalu berjalan menuju pintu masuk mobil bagian supir. Gadis itu sepertinya berniat untuk menyetirkan mobil pagi itu.

"Heh! Lu ngapain duduk disini bocah?" tanya Tiara kepada Kahfi yang tengah santai duduk di kursi supir mobil itu.

"Udah.. abang aja yang bawa mobil. Gue kan udah bisaa.." balas Kahfi santai.

"Udah deh bang, lu nggak usah bikin lama. Gue pengen cepet ini.. dari tadi juga jungguin lu" omel Tiara kesal.

"Iiiih beneran.. gue aja yang nyetir" sahut Kahfi kepada kakak perempuannya itu.

"Gausah main-main ya Kahfi! Lu belom punya SIM, jangan macem-macem deh" ujar Tiara semakin kesal.

"Yaudah deh ah. Lu mah mau disupirin malah nggak mau. Aneh lu Tiara" dumal Kahfi yang malah menjadi kesal dengan kakak perempuannya itu.

"HEH? Dasar lu bocah tengil" balas Tiara tak terima.

Kahfi lalu beranjak keluar dari mobil. Ia lalu pindah duduk di kursi bagian tengah mobil tersebut. Tiara yang melihat adiknya sudah berpindah itu langsung bergegas menduduki kursi supir.

Aku saat itu hanya tersenyum melihat pertengkaran dua saudara itu. Meskipun mereka sering bertengkar, aku yakin Tiara sebenarnya sangat menyayangi adik laki-lakinya itu, begitu-pun sebaliknya.

Aku kemudian bergegas ikut masuk kedalam mobil, duduk di kursi bagian tengah mobil tersebut bersama Kahfi.

"Fir, ngapain duduk disitu? Duduk di depan aja sini sama aku. Entar kamu digodain lagi, sama tu bocah tengil" ujar Tiara kepadaku.

Kahfi dan aku kemudian tertawa mendengar perkataan Tiara barusan. Aku lalu beranjak keluar dari mobil, dan pindah duduk di kursi bagian depan tepat di sebelah Tiara.

Tiara kemudian mulai menyetirkan mobilnya, berjalan meninggalkan halaman rumah tersebut. Tujuan kami saat itu adalah menuju sebuah mall. Saat itu jam menunjukkan pukul 10.30 WIB.

"Safira.. kamu jangan dengerin ya kalo misalkan kak Tiara ngomongin aku. Aku nggak seburuk yang Tiara omongin kok" ujar Kahfi kepadaku di tengah perjalanan.

"Bhahahahaha.." Tiara tertawa.
"Kenapa lu bang? Suka lu sama Safira?" tanya Tiara sambil tertawa kepada adik laki-lakinya itu.

"Apasih lu? Orang gue cuman ngomong gitu doang" sahut Kahfi tak terima.

"Udah lah, lu kalo suka sama Safira bilang aja.. gue restuin kok" lanjut Tiara memanas-manasi adik laki-lakinya itu.

"Ga jelas lu gingsul" ucap Kahfi kesal sambil mengejek kakak perempuannya itu.

Tiara kemudian menatapku yang duduk disebelahnya. Gadis itu tersenyum kepadaku memberikan kode meledek kepada Kahfi.

Aku kemudian ikut tersenyum membalas senyum Tiara itu. Tingkah laku lucu dua kakak beradik itu benar-benar selalu membuatku tertawa.

~

Hari itu adalah hari pertamaku di Jakarta. Hari itu kami habiskan penuh untuk bersenang-senang.

Tiara mengajakku menonton bioskop, makan siang bersama, bermain disebuah tempat bermain, mengunjungi monas, dan berkeliling menelusuri kota Jakarta Pusat.

Hari itu aku benar-benar merasa sangat bahagia. Sangat bahagia.

KETIKA SAINGANKU ADALAH TUHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang