28

1.9K 305 9
                                    

"Assalamualaikum..." ucapku memberi salam di depan pintu rumah.

"Assalamualaikum.." seru Elif ikut mengucapkan salam. Aku kemudian mengetuk pintu rumah itu.

"Waalaikumussalam" jawab Kahfi dari balik pintu rumah itu. Pria itu kemudian langsung membukakan pintu tersebut.

"Siapa Fir..?" tanya Kahfi sambil menatap heran kepada Elif.

"Temen..." jawabku kepada pria itu.

"Oooh.." sahut Kahfi. Aku dan Elif kemudian masuk ke dalam rumah. Aku lalu mengajak Elif menuju kamar Tiara.

"Eh Lif.. aku mau cuci piring dulu ya!" ujarku setelah sampai di kamar.

"Oooh yaudah!" jawab Elif. Aku kemudian keluar dari kamar menuju dapur, Elif juga ikut bersamaku. Aku lalu langsung mencuci beberapa piring kotor yang ada dapur. Ditemani oleh Elif.

"Kamu tinggal disini sama cowok itu doang Saf?" tanya Elif tiba-tiba.

"Hah? Nggak lah! Aku tinggal disini sama keluarga om-ku" sahutku menjelaskan.

"Oooh.. itu tadi sepupu-mu ya?" tanya gadis itu.

"Iya..." jawabku kepada Elif.

"Umur-nya berapa dia? Kelas berapa" tanya Elif kembali. Gadis itu entah mengapa tiba-tiba saja terlihat sangat aneh.

"17 tahun.. kamu kenapa sih? Suka..?" sahutku kepada gadis itu.

"H-hah? Nggak... ganteng doang" jelas Elif gugup.

"Hahahaha.. ada-ada aja" sahutku tertawa.

Usai mencuci piring, aku kemudian kembali menuju kamar bersama Elif. Aku juga sudah memasak nasi sesuai dengan perintah Tiara tadi.

Walau sebenarnya Tiara menyuruh Kahfi, aku merasa lebih baik jika memasak nasi sendiri saja. Jujur aku sangat malas untuk berhadapan dengan adik sepupu-ku itu. Aku khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan padaku.

"Lif.." panggil-ku kepada Elif.

"Hoh?" tanya Elif yang tengah sibuk menatap ponselnya.

"Kamu tau ngga sih? Kemaren tuh, kak Javir dateng ke sini.. trus dia ngasih aku bonekaa!!" jelas-ku kepada gadis itu.

"Hah..? Beneran?" sahut Elif terkejut.

"Benaraan..." jawabku.

"Mau liat dong boneka-nya..!!" pinta gadis itu.

Aku lalu langsung beranjak dari ranjang, buru-buru mengambil boneka beruang pemberian Javir yang aku letakkan di dalam koper. Aku kemudian langsung menunjukkan boneka tersebut kepada Elif.

"Taraaa..." ucapku sembari menunjukkan boneka beruang itu kepada Elif.

"Waaaah.." sahut Elif terkaget sambil mengambil boneka itu. Gadis itu kemudian terdiam sambil tersenyum-senyum menatap boneka beruang itu.

"Iiiih so sweet banget si Javir..." ujar Elif sambil tersenyum-senyum sendiri.

"Astaghfirullah.." sahutku kepada gadis itu.

"Eh Lif.. kamu mau ku ajarin make hijab ngga?" tawarku.

"Hah...?" sahut gadis itu kebingungan. Ia seketika terdiam sejenak sambil menatap kosong kepadaku.

KETIKA SAINGANKU ADALAH TUHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang