51

1.4K 253 13
                                    

Tangisanku menderas. Hatiku benar-benar terasa sangat amat sakit. Apa yang pria itu lakukan? Apa maksud pria itu? Apa selama ini hal itu yang sering Javir lakukan di belakangku?

Mengapa pria itu seperti itu? Javir yang ku kenal tidak seperti itu! Padahal aku sudah menaruh kepercayaan pada dirinya.

Ternyata perkataan Zahra itu tidak benar! Sama sekali tidak benar! Ternyata bukan hanya aku yang istimewa bagi Javir! Ternyata ada wanita lain! Ternyata ada wanita lain yang mengisi hati pria itu!

Aku menangis, sangat amat deras. Ku tutup permukaan wajahku dengan dua telapak tangan. Hatiku terasa seperti di gores-gores dengan sebuah pisau yang sangat tajam.

• • •

Jam menunjukkan pukul 08.00 malam.

Air mataku sudah berhenti mengalir. Sudah 2 jam lebih aku duduk di trotoar depan mall, sambil memeluk kedua kaki. Jujur aku sangat sakit hati melihat Javir. Sangat sakit hati!

Aku tak peduli dengan orang-orang yang berlalu lalang di dekatku. Aku merasa malas untuk pulang. Aku merasa lebih baik duduk di trotoar itu sambil berusaha menenangkan hatiku.

Ku angkat wajahku dari tundukan. Aku lalu melihat ke arah sebuah pohon yang tak jauh di sampingku. Entah mengapa, saat itu aku merasa diperhatikan oleh seseorang.

Bukan hantu, setan, dan semacamnya. Aku merasa seperti diperhatikan terus oleh seseorang. Entah mengapa. Sebuah firasat yang sangat aneh.

Namun ternyata tak ada apa-apa. Aku lalu menundukkan kepalaku kembali. Kemudian memelum kedua kaki-ku lagi.

Tukk...
Terdengar suara langkah kaki yang berhenti tepat di belakangku. Aku seketika merasa merinding. Bulu kuduk di tanganku ikut berdiri. Ku eratkan kembali pelukanku pada kedua kaki.

Settt...
Ada yang menyentuh pundakku dari belakang. Aku sontak terkaget. Tubuhku reflek meloncat. Kepalaku menghadap ke arah belakang.

"AAAAAAAAAAAAA" teriakku melihat sosok yang berada di belakangku itu.

Aku benar-benar sangat amat kaget. Sosok yang menepuk pundakku dari belakang itu ternyata adalah seorang pria yang mengenakan sebuah kupluk kepala berwarna hitam. Pria itu seperti seorang begal, maling, penjahat, dan semacamnya.

Sosok begal itu lalu mendekatiku. Ia terlihat hendak menyentuh tubuhku. Aku sontak menjauh. Tubuhku seketika bergetar dengan sangat kencang.

"TOLOOOONGGG!!!"
"MAALIIIIIIIIIINGGG!!" teriakku meminta pertolongan.

"WOY!!" teriak seorang pria yang tiba-tiba muncul dari belakang begal itu.

"TOLOOOOONGG!!!" teriakku kembali.

Sosok begal yang berdiri di hadapanku itu kemudian memeluk tubuhku. Aku seketika sangat terkaget. Aku sangat takut. Tubuhku semakin bergetar dengan sangat kencang.

"WOYY!!" teriak pria itu lagi. Pria itu kemudian berlari menghampiriku, ia lalu dengan gesit melepas pelukan begal tadi dengan sangat kasar.

"UKHH!!!" pria itu menghampaskan begal tersebut ke trotoar.

"TOLOOOONGGG!!!" teriakku sangat ketakutan.

Pria yang menolongku itu kemudian menyergap tubuh begal itu terbaring di lantai sampai tak bisa bergerak. Ia kemudian mengeluarkan sebuah pisau lipat dari dalam kantong celananya.

"UKHHH!!!" pria yang menolongku itu menusukkan pisau-nya ke bagian perut begal tadi.

"AUU..." pekik bekal tersebut kesakitan.

"AAAAAAAAA!!" aku ikut berteriak sambil menutup kedua mata. Air mataku seketika menetes. Aku benar-benar sangat ketakutan saat itu.

"TOLOOOOOOOOONGGG!!!" teriakku kembali meminta pertolongan.

KETIKA SAINGANKU ADALAH TUHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang