15

2.6K 369 18
                                    

Dring...
Bel pulang berbunyi. Pembelajaran di bimbel hari itu telah selesai. Aku segara beranjak dari kursi untuk meninggalkan ruangan kelas.

"Safira!" panggil Javir dari meja guru yang ada di depan kelas.

Aku menghentikan langkahku, lalu menengok kepada Javir yang tengah duduk di meja guru. "Kenapa?" tanyaku kepada pria itu.

"Kamu pulangnya naik apa?" seru Javir bertanya.

"Aku mesen ojek sih" jawabku kepada pria itu.

"Oooh, yaudah deh" sahut Javir.

Aku kemudian kembali berjalan meninggalkan kelas. Pria itu terlihat sedang sibuk dengan lembaran-lembaran kertas yang ada di mejanya.

"Eh Safira!" panggil Javir kembali menahanku.

"Kenapa?" tanyaku heran kepada pria itu.

"Kalo aku chat, di baca ya. Kalo ngga bisa bales, di baca aja! Ngga papa kok" jawab pria itu sambil tersenyum kepadaku.

Aku kemudian menganggukkan kepala sambil tersenyum malu. Ada apa dengan pria itu? Mengapa dia berbicara seperti itu? Sudahlah, lupakan saja.

Ada yang penasaran sama sosok Javir? Nih fotonya!

Ada yang penasaran sama sosok Javir? Nih fotonya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Visual : Aniq Suhair)

Aku lalu berjalan meninggalkan kelas menuju halaman bimbel. Halaman bimbel terlihat sangat ramai dengan para siswa yang berlalu lalang siang itu.

Aku mengambil ponsel yang berada di dalam kantong celanaku. Lalu memesan ojek online dari sebuah aplikasi.

Terlihat di layar ponselku bahwa ojek online yang baru saja ku pesan sudah hampir sampai. Aku langsung berjalan menuju gerbang keluar agar dapat memudahkan pengendara ojek yang ku pesan itu.

"Neng Safira ya?" tanya seorang bapak ojek yang baru saja sampai di depan gerbang masuk.

"Ooh, iya pak" sahutku kepada bapak ojek itu. Bapak ojek itu ternyata adalah supir ojek yang telah ku pesan barusan.

"Oooh, ini neng helmnya!" seru bapak ojek itu sambil memberikanku sebuah helm.

Aku kemudian mengambil helm itu, lalu memasangkannya di kepala. Baru saja aku duduk di bagian belakang motor ojek itu, tiba-tiba saja tatapanku teralihkan dengan sosok perempuan yang terlihat berjalan dengan sangat terburu-buru.

Ya, perempuan itu adalah gadis misterius yang menjatuhkan buku tulis milik Elif Olivia kemarin lusa.

Aku langsung melepas helm yang diberikan oleh bapak ojek barusan. Lalu beranjak hendak mengejar gadis misterius itu.

KETIKA SAINGANKU ADALAH TUHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang