Pukul 08.00.
Hari ini adalah hari ke-dua aku tinggal di kos baru itu. Aku baru saja terbangun usai kembali tidur setelah melaksanakan sholat subuh tadi pagi.
Aku beranjak dari ranjang. Membuka koper lalu menyusun sisa-sisa barang yang belum ku bereskan dari kemarin.
Aku tiba-tiba menemukan boneka kucing yang diberikan Kahfi beberapa hari yang lalu itu.
Aku seketika teringat dengan adik sepupuku itu. Aku teringat kembali dengan cinta tulus yang ia berikan. Teringat dengan janji cinta-nya. Teringat kembali dengan sumpah-nya itu.
Hatiku seketika merasa ada sesuatu yang aneh. Sebuah rasa kehilangan yang sangat dalam. Ya, aku merasa kehilangan dengan sosok Kahfi. Ternyata seseorang memang terasa lebih berharga ketika kita sudah tak bersamanya.
Aku rindu dengan Kahfi. Benar-benar sangat rindu. Padahal baru saja sehari berpisah dengan pria itu. Namun hatiku benar-benar terasa sangat kehilangan. Entah mengapa. Aku juga tak mengerti.
Aku lalu memeluk boneka kucing yang diberikan oleh Kahfi itu. Menahan air mata yang sudah berada di penghujung kelopak mataku.
Aku merasa bersalah dengan Kahfi. Aku merasa diriku sangat jahat. Aku telah menghempaskan cinta pria itu. Menghempaskan dengan sangat jauh. Menghempaskan sebuah cinta yang sangat tulus dan sejati.
Namun apa boleh buat. Aku hanya ingin mencintai 1 sosok laki-laki. Aku tak ingin mencintai lebih dari itu. Aku ingin menjadikan cintaku sebagai cinta sejati.
"M-ma, maafin aku Kahfi..." batinku dalam hati sembari meneteskan beberapa tetes air mata.
Aku lalu mengusap air mata itu. Kemudian beranjak meletakkan boneka kucing pemberian Kahfi itu tepat di sebelah boneka beruang yang diberikan oleh Javir.
Jujur sejujur jujur-nya, aku sebenarnya mencintai Kahfi. Aku telah mencintai pria itu semenjak ia memberikan boneka kucing itu. Namun aku selalu memegang prinsip untuk selalu mencintai 1 pria saja.
Maka dari itu aku harus memilih. Memilih antara 2 cinta. Memilih cinta mana yang harus ku buang. Dan memilih cinta mana yang harus ku pertahankan.
Akhirnya aku memutuskan untuk mempertahankan cinta-ku kepada Javir. Dan membuang jauh-jauh cinta-ku kepada Kahfi. Maafkan aku Kahfi. Safira udah ngecewain cinta Kahfi yang tulus itu.
Aku lalu mengambil tas ranselku. Membongkar isi-nya untuk aku susun di dalam lemari baju. Ternyata aku juga menemukan sesuatu yang istimewa di dalamnya.
Aku menemukan kalung berwarna merah muda yang Kahfi berikan beberapa hari yang lalu itu. Seketika hatiku kembali merasa rindu. Aku lalu menggenggam kalung itu, lalu meletakkannya di dalam lemari bajuku.
Ku ambil ponsel yang sedang ku cas di dekat ranjang. Aku lalu membuka ponsel itu. Bertujuan untuk menghibur diriku yang merasa sedikit galau saat itu.
Ada 2 buah notifikasi pesan yang baru saja dikirimkan oleh 2 akun yang berbeda di instagramku. Ternyata 2 pesan itu dikirimkan oleh akun instagram Kahfi dan juga Javir.
Aku lalu membuka pesan yang dikirimkan oleh kedua pria itu. Mereka berdua ternyata sama-sama mengirimkanku sebuah foto. Sebuah kebetulan.
Aku lalu membuka satu persatu foto yang dikirimkan oleh Kahfi dan Javir. Betapa terkejutnya aku. Ini adalah sebuah kebetulan yang sangat tidak biasa.
2 pria itu mengirimkanku foto wajah mereka beserta dengan tulisan "kangen". Aku benar-benar sangat terkejut. Sebuah kebetulan yang aneh.
Foto yang dikirimkan Kahfi :
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA SAINGANKU ADALAH TUHAN [END]
Romance𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑺𝒂𝒇𝒊𝒓𝒂... Namanya Aesya Safira.. Seorang gadis cantik yang terinspirasi dengan sosok perempuan hebat yaitu Aisyah radhiyallahu anha. Ayahnya menamakannya dengan nama "Aesya" bertujuan agar anak gadisnya itu tumbuh dewasa menjadi...