Pukul 12.00
Mobil yang dikendarai Tiara berhenti. Kami telah sampai di depan sebuah tempat yang dikatakan oleh Tiara tadi. Gadis itu kemudin langsung memarikirkan mobil-nya.Tiara lalu mengajak aku dan Javir untuk turun. Kami lalu berjalan ke sebuah pondok kayu yang tak jauh dari tempat parkir itu.
"Ki-kita ngapain kesini kak?" tanyaku kebingungan.
Kalian ingin tahu kemana Tiara mengajak aku dan Javir saat itu? Tiara mengajak kami ke sebuah tempat pemakaman umum umat islam. Aku benar-benar tak mengerti maksud gadis itu mengajak kami ke sana.
"Bu! Bunga-nya harganya berapa?" tanya Tiara kepada seorang ibu-ibu penjual bunga tabur kuburan di pondok kayu itu. Tiara tak menjawab pertanyaan-ku barusan.
"Satu plastik sepuluh ribu neng..." jawab ibu-ibu penjual bunga tabur itu.
"Nih bu!" seru Tiara memberikan selembar uang Rp.10.000 dari dalam dompet-nya.
"Makasih neng!" sahut ibu penjual bunga tabur itu kepada Tiara. Tiara hanya terdiam, ia lalu langsung berjalan masuk ke dalam tempat pemakaman itu.
Aku dan Javir di situ hanya diam. Kami sama sekali tidak mengerti dengan maksud Tiara mengajak kami ke sana. Kami berdua lalu berjalan mengikuti Tiara.
"Kak! Kita mau ngapain sih?" tanyaku semakin tak mengerti. Tiara tetap terdiam, gadis itu terus berjalan di depan tanpa menengok ke arahku.
"Kak!" panggilku kembali. Aku menahan pundak gadis itu. Tiara terdiam. Ia kemudian menundukkan kepala-nya. Gadis itu terlihat seperti ingin menangis.
Aku lalu melepas pundak Tiara. Lalu membiarkan gadis itu lanjut berjalan kembali. Aku dan Javir kemudian ikut berjalan lagi mengikuti gadis itu.
Langkah Tiara terhenti. Gadis itu berhenti tepat di depan sebuah makam yang berada persis di depan pagar pemakaman.
Tiara tiba-tiba saja membalikkan badan-nya. Wajah gadis itu sudah banjir dengan linangan air mata. Ia lalu memeluk tubuhku dengan sangat erat. Perasaanku saat itu mulai merasa tidak enak.
"Firaa..." panggil Tiara serak sambil menangis memelukku.
Aku lalu melepas pelukan gadis itu. Lalu berjalan perlahan hendak melihat lebih jelas makam yang berada persis di depan kami.
Degg...
Tubuhku terkaku. Aku seketika tersungkur ke tanah setelah melihat makam yang berada di depanku itu.Makam yang berada di depan Safira, Tiara, dan Javir :
Air mataku mulai menetes. Dalam sekejap saja membentuk linangan yang sangat deras bagai arus sungai yang mengalir.
"Apaa ini kak..?" tanyaku menangis kepada Tiara.
"INI KUBURAN SIAPAA??" lanjutku berteriak.Tiara lalu berjalan mendekatiku. Ia kemudian mendekap tubuhku dengan sangat erat.
"Maafin aku Fir... Maafin akuu...." seru Tiara sambil menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA SAINGANKU ADALAH TUHAN [END]
Romance𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑺𝒂𝒇𝒊𝒓𝒂... Namanya Aesya Safira.. Seorang gadis cantik yang terinspirasi dengan sosok perempuan hebat yaitu Aisyah radhiyallahu anha. Ayahnya menamakannya dengan nama "Aesya" bertujuan agar anak gadisnya itu tumbuh dewasa menjadi...