19

2.2K 361 6
                                    

"Safira, lo tadi diapain sama si Salsa?" tanya Elif sambil menatap prihatin kepadaku. Aku masih memegangi pipi saat itu, berusaha menahan rasa sakit tamparan Salsa barusan.

"Nggak kok, gak di apa-apain" sahutku sambil menundukkan kepala.

Elif lalu mengangkat kepalaku. Ia kemudian melepas tanganku yang ku letakkan di pipi. Gadis itu melihat pipiku yang baru saja di tampar oleh Salsa.

"Merah banget Safira.. Sakit?" tanya gadis itu.

"Eh.. nggak kok, gak sakit" jawabku berbohong.

Jujur pipiku benar-benar terasa sangat kesakitan saat itu. Salsa benar-benar menamparku dengan sangat keras tadi.

"Oooh yaudah deh. Eh Saf, ikut gue yuk!" ujar Elif mengajakku.

"Saf?" ucapku terkaget. Panggilan Elif barusan sangat asing dan tak biasa bagiku.

"Iya Saf. Nama lo kan Safira, Saf dong?" balas gadis itu.

"Oooh terserah kamu aja deh mau manggil apa. Kamu mau ngajak kemana emang?" tanyaku penasaran.

"Ke rumah gue.." jawab Elif dengan semangat.

"Ooh beneran? Mau ajak aku?" tanyaku tak percaya.

"Iyaa, emang kenapa?" balas gadis itu heran.

"Oooh, nggak papa kok" jawabku sambil tersenyum.

Elif lalu menarik lenganku. Ia kemudian mengajakku keluar dari tempat bimbel itu. Jujur saat itu aku merasa sedikit heran dan juga senang melihat gadis itu.

Aku merasa Elif senang dengan keberadaanku. Mungkin sudah saatnya aku bisa menjadi teman yang baik untuk gadis itu. Kami kemudian mulai berjalan menuju rumah Elif.

"Safira, lo kok sopan banget sih" ujar Elif di tengah perjalanan.

"Sopan?" sahutku heran.

"Iya sopan" balas gadis itu.

"Sopan apa?" tanyaku bingung.

"Dari cara lo ngomong. Nadanya, make 'aku' sama 'kamu' juga, gitu deh pokoknya" jawab Elif menjelaskan.

"Oooh, aku emang bukan orang Jakarta. Makanya ngomongnya nggak make 'gue' sama 'lo'." jelasku kepada gadis itu.

"Ooh, bukan orang Jakarta. Orang mana emang?" sahut Elif sambil menatapku antusias.

"Aku dari Batam" jawabku sambil tersenyum.

"Oooh Batam.. Batam itu dimana sih?" tanya Elif kembali.

Aku lalu tertawa mendengar pertanyaan gadis itu.
"Di Sumatera.. provinsi Kepulauan Riau" jelasku.

"Oooh Riau ya? Pekan Baru kan?" tanya gadis itu kembali.

Mata Elif terlihat berbinar-binar penuh dengan rasa penasaran. Gadis itu benar-benar terlihat sangat lucu dan cantik seperti anak kecil.

Aku tertawa kembali mendengar ucapan gadis itu.
"Hahahaha.. bedaaa, Pekan Baru itu di provinsi Riau. Kalo Batam, di provinsi Kepulauan Riau. Riau sama Kepulauan Riau itu beda. Okeeyy Eliff.." ujarku menjelaskan kepada gadis itu.

"Ooooh oke-oke. Hehe maap ya, nilai geografi gue emang jelek" sahut gadis itu sembari menggaruk-garukkan kepalanya.

Aku dan Elif saat itu bagaikan seorang guru dan seorang murid. Aku mencoba menjelaskan kepada anak muridku yang banyak tanya.

KETIKA SAINGANKU ADALAH TUHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang