Aku menarik tangan Elif keluar dari kelas itu. Kami berdua lalu berjalan menuju halaman bimbel. Perkataan Javir tadi benar-benar telah membuatku sangat terkejut.
Aku lalu duduk di sebuah bangku besi panjang di halaman bimbel itu. Perlahan, ku tarik napas dalam-dalam, berusaha untuk menenangkan emosiku yang sedang tidak stabil.
Sungguh perkataan Javir tadi telah membuatku sangat merasa aneh dengan dirinya. Namun jujur hatiku merasa sangat berdebar-debar setelah mendengar perkataan pria itu.
"Udah?" tanya Elif sambil tersenyum kepadaku. Aku sontak langsung menengok kepada gadis itu.
"Udah apa..?" tanyaku bingung.
"Udah saltingnya??" jawab Elif sambil tersenyum meledek.
"Hah? Nggak! Siapa yang salting?" sahutku panik.
Jujur saja, sebagai perempuan biasa.. perkataan Javir barusan benar-benar telah membuatku terbawa dengan perasaan. Atau mungkin kita lebih mengenalnya dengan istilah kata "baper". Ya, walau memang perkataan pria itu terdengar cukup aneh.
"Oooh.. beneran nggak salting?" lanjut Elif menggoda.
"Iiiiih apaan si Lif" sahutku kesal.
"Oooh yaudah deh. Eh Saf, ikut gue lagi yuk!" ajak gadis itu.
Aku seketika terdiam. Teringat dengan semua hal yang terjadi di rumah Elif kemarin. "Duh.. gimana ya?" ucapku dalam hati. Jujur aku takut untuk pergi ke rumah Elif lagi.
"Lo kenapa sih? Takut ya karena kemaren..? Selow aja Saf, hari ini gue bukan mau ngajak lo ke rumah gue lagi.." seru Elif meyakinkanku.
"Hah? Jadi kemana?" tanyaku heran.
"Udah.. lo pokoknya ikut aja! Percaya aja sama gue, lo pasti bakal seneng ke tempat itu" jelas gadis itu.
"Ke gedung tua itu lagi?" tanyaku kembali.
"Bukan! Udah deh.. ada-lah pokoknya!" sahut Elif.
Aku kembali terdiam. Sebagai seorang yang baru saja kenal, sepertinya di ajak pergi seperti yang Elif lakukan kepadaku itu masih terlalu aneh dan canggung.
"Lo kenapa lagi?" tanya Elif heran melihatku yang kembali melamun.
"Hahh? Nggak kok. Yaudah yuk!" jawabku kaget.
Aku dan Elif lalu berjalan keluar dari tempat bimbel. Elif memesankan kami sebuah taksi online dari sebuah aplikasi. Tak lama kemudian taksi tersebut-pun datang.
~
"Saf.. lo takut ya sama gue?" tanya Elif di tengah perjalanan.
"Hah.. ng-nggak kok" sahutku panik. Bagaimana bisa? Gadis itu seperti bisa membaca isi pikiranku.
"Saf.. please lo gausah takut ya sama gue. Gue ini bukan orang jahat Saf. Gue cuman lagi stress, dan lagi butuh temen. Gue nggak akan apa-apain lo kok. Gue juga nggak akan manfaatin lo" jelas Elif kepadaku.
"Ng-nggak kok, aku biasa aja" sahutku kepada gadis itu.
"Oooh yaudah. By the way kak Javir kok bisa suka dan deket gitu sama lo? Ceritanya gimana?" tanya Elif kepadaku.
"Suka?" tanyaku terkaget.
"Ya ampun Saf, lo kok nggak peka banget sih? Udah keliatan banget kali dari gayanya dia" jawab Elif sambil menatapku dengan tatapan aneh.
Jujur sebenarnya aku peka dan mengetahui akan hal itu. Aku tahu bahwa Javir mencintaiku. Namun aku hanya merasa aneh dan canggung saja jika mendengar perkataan seperti yang Elif katakan dan semacamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA SAINGANKU ADALAH TUHAN [END]
Romance𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑺𝒂𝒇𝒊𝒓𝒂... Namanya Aesya Safira.. Seorang gadis cantik yang terinspirasi dengan sosok perempuan hebat yaitu Aisyah radhiyallahu anha. Ayahnya menamakannya dengan nama "Aesya" bertujuan agar anak gadisnya itu tumbuh dewasa menjadi...