Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌹🌹🌹
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chapter 22 | Cucu Durhaka
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Andru dingin dengan mengerutkan dahinya, setelah membuka pintu kebesarannya dan mendapati sosok yang begitu dia kenal.
"Dasar cucu kurang ajar! Mana sopan santunmu, hah?!" teriak pria tua tetapi masih terlihat bugar dengan tongkat yang digenggamnya. Duduk santai di sofa tengah ruangan.
Saat ini Luciano De' Castiello, kakek dari Andru duduk dengan santainya di ruangan milik Andru. Andru sebenarnya tak menyukai jika ada yang mengganggunya saat bekerja. Siapapun itu termasuk keluarganya.
Andru mendesis cukup tajam dan jengah.
Andru yang tak memperdulikan kakeknya itu. Ia lebih memilih untuk nyelonong begitu saja dan duduk di kursi kebesarannya.Melakukan kewajibannya sebagai penguasa di kerajaannya, kerajaan bisnisnya.
"Dasar! Kau benar-benar cucu yang kurang ajar. Kau bahkan tak menyapa atau mendengarkanku bicara."
"Apa maumu, grandpa?" tanya Andru, memotong.
Demi apapun saat ini Andru hanya ingin segera pria yang disebut kakeknya ini pergi dan mengembalikan ketenangannya di ruangan kebesarannya ini.
Luciano berdiri dan mendekati cucunya. Tepat di depan cucunya yang sedang duduk di kursi kebanggaannya itu, Luciano menyodorkan sebuah foto.
Andru hanya mengerutkan dahinya lagi saat melihatnya. 'Apa lagi rencana pria tua ini?' batin Andru.
"Temui dia malam ini dan dapatkan dia!" perintah Andru.
"Apa kau akan menjodohkanku lagi?" tanya Andru.
"Tentu saja! Kau sudah cukup umur untuk menikah!"
"Tidak, aku tidak mau, dan akan selalu tidak mau!" jawab Andru segera.
"Sampai kapan kau akan melajang, hah? Apa kau tak tahu grandmamu itu sudah merengek-rengek ingin menimang cicit? Kau tak bisa begini terus, Andru! Hanya melakukan One Night Stand? Jika memang itu hobimu maka lakukan One Night Stand dengan sering sampai aku mendapat cicit!" Ceramah Luciano.
