Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌹🌹🌹
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chapter 217 | Don't Die!
Ya!
Ludovic ingat, semalam sehabis menyiksa dan menghabisi banyak orang, ia pun masuk ke kamar pribadinya di markas. Membawa dua botol wine untuk ia habiskan.
Ia melepas semua pakaiannya, hingga bertelanjang bulat. Ia bahkan tidak masuk ke kamar mandi sedikitpun untuk membersihkan diri. Ludovic langsung mabuk menghabiskan dua botol wine.
Semua itu ia lakukan, untuk meredam iblis yang ada masih menguasai dirinya. Jika tidak, maka ia akan membunuh orang lagi untuk meredakan dahaga sang iblis. Cara satu-satunya adalah, mengunci diri di dalam kamar dan mabuk semabuknya.
Hanya itu, cara yang Ludovic punya untuk meredamkan jiwa iblisnya.
Well, setelah ia membunuh dan menggila akibat wujud iblisnya muncul, maka Ludovic pasti akan mengurung diri dan mabuk berat tanpa membersihkan diri. Ia selalu melakukan ini tanpa siapapun yang tahu.
Seperti saat ini!
Ludovic duduk di atas ranjang, dengan sebelah lutut yang menekuk untuk menopang sebelah tangannya. Menatap setiap darah yang menempel di tubuhnya. Tatapan Ludovic begitu kosong dan sulit diartikan. Lalu tatapannya tertuju pada tangan yang mengadah di depannya itu.
Tangan iblis!
Sudah berapa banyak orang yang mati di tangan iblis itu? Tak terhitung.
Ludovic mengepalkan tangan nya dengan tatapan yang tajam, lalu berdecih masam. "Cih!"
Ia pun langsung menyambar telepon genggamnya yang ada di atas nakas untuk menelepon seseorang.
[Hallo Darling, lama sekali kau tidak meneleponku. I miss you so bad. So ... apa ada yang bisa aku bantu, hemm?] ucap manja seorang wanita di seberang telepon.
"Aku akan ke club malam ini, siapkan wanita untukku!"
[Owh, apa kau sudah single? Bukankah terakhir kali kau memiliki kekasih dengan nama—]
