35 | Chorioamnionitis

2K 96 1
                                    

🌹🌹🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌹🌹🌹

Chapter 103 | Apakah Aku Tak Cukup Buatmu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 103 | Apakah Aku Tak Cukup Buatmu?

'Dunia tak lagi sama dan tak selamanya memihak kita, disaat kita mau berusaha di situ lah kebahagiaan akan indah pada waktunya.'

Aura ingat itu adalah salah satu pesan dari mendiang sang ibu. Tetapi sungguh, Aura meragu kapan kebahagiaan itu datang?

Selama bertahun-tahun Aura selalu mengalami ketidak adilan dalam hidupnya. Dia selalu bersabar dan berusaha mencari kebahagiaannya. Meski pernikahannya diawali oleh tangisan, tetapi pada akhirnya Aura bisa merasakan kebahagiaan yang di maksud ibunya itu. 

Lalu ... apa benar sekarang adalah kebahagiaan itu?

Aura kini terduduk dalam hening. Duduk di tepi ranjang dengan memandang taman yang di depannya. Tangannya masih mengelus lembut perutnya. Sinar matahari begitu jelas menerangi dunia di belahan bumi yang kini dia tempati. Kemarin malam Andru kembali menemani nya bahkan tidur di sampingnya, di ranjang yang sama.

Selang dan infus terpasang di tempatnya. Wajah pucat pasi menjadi riasan wajah cantik Aura. Menatap lurus kedepan dengan tatapan kosong. Terlihat begitu sendu.

Sampai saat ini, Andru masih bersikukuh akan keputusannya. Yaitu, membunuh calon bayi yang tak bersalah ini. Tak hanya itu, jika dia harus membunuh bayi itu, berarti rahim Aura juga akan diambil, dan Aura tak akan bisa memiliki anak.

Dunia sungguh tak adil!

Apapun itu, Aura akan melindungi calon bayinya. Bahkan nyawa taruhannya.

Lagi-lagi lembaran selimut hangat memeluk bahu Aura dari belakang dengan senyap.

"Sudah kubilang, hangatkan tubuhmu! Ini musim dingin," ucap Andru.

Aura hanya berdiam tak membalas. Tatapannya bahkan tak beralih seinci pun. Lalu suara renyah yang mengambang mulai terdengar, "kamu masih kukuh akan keputusanmu, bukan?" tanya Aura lirih.

Andru yang berdiri di samping Aura, menatap istrinya itu dengan lekat. Berdiam beberapa detik.

"Bukankah aku sudah bilang? Aku tak membutuhkan gumpalan daging itu!" tegas Andru.

BLACK CINDERELLA | ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang