Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌹🌹🌹
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chapter 222 | Pertarungan Andru dan Clever
Jeritan berdarah.
Ricuhnya udara akibat suara tembakan dan belahan pedang yang nyaring.
Tawa penuh kemenangan menggiring tangis penuh kesakitan.
Bau anyir darah. Menyengatnya bubuk mesiu.
Semua kericuhan itu terekam dengan sangat jelas di benak lima anak laki-laki yang sedang bersembunyi. Bahkan kejadian kelam itu, masih begitu teringat dengan sempurna sampai detik ini.
Kehidupan ceria kelima anak laki-laki yang penuh tawa renyah, derap kaki yang lari-lari, serta senyuman bak malaikat kecil, itu semua musnah hanya dalam sehari. Kelima anak laki-laki itu, seketika berubah menjadi sosok monster yang haus akan darah.
Kegelapan.
Kehampaan.
Kesakitan.
Membuat anak laki-laki itu semua telah hilang arah dan tersesat. Mereka benar-benar ditelan oleh jiwa yang gelap.
Andru berdiri dari singgasananya setelah menggulingkan meja bundar samping sofanya. Ia menatap Clever penuh dengan amarah. Tangannya sudah mengepal dengan sangat kuat sedari tadi.
Bahkan saat ini, Andru yang berdiri dengan kepalan tangan yang tak kunjung mereda, membuat tangan Andru mengeluarkan darah segar di sela-sela kepalantangannya.
"Setelah menghancurkan hidup kami, kau berkilah dengan membawa-bawa perdamaian antara Castiello dan Ethelbert?" desis Andru. "Hahaha ... tak tahu malu!"
Tentu saja bagi Castiello, Ethelbert dan Rosemary adalah orang-orang yang mereka benci.
Dulu kedua keluarga besar itu mendukung pengusiran Luciano dari tanah Tuscany, Italy, Eropa-yang digadang oleh ibu tiri Luciano. Banyak keluarga bangsawan yang mendukung aksi itu, salah satunya adalah Ethelbert dan Rosemary.
FYI-Ingat, sistem kebangsawanan Eropa masih kental meski zaman renaissance sudah dihilangkan. Para bangsawan yang mendukung aksi ibu tiri Luciano, mereka hanya melindungi ibu tiri Luciano itu dari jeratan hukum. Mereka tidak mengerahkan kekuatan apapun, hanya kekuatan suara saja. Meski begitu, tetap saja tindakan itu meninggalkan luka bagi Castiello.
