39 | Jebakan

1.7K 74 2
                                    

🌹🌹🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌹🌹🌹

Chapter 115 | Jebakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 115 | Jebakan

Hari sudah menunjukkan puncaknya.

Tepat jam satu siang di sebuah bar pinggiran kota Chicago, terdapat sosok pria yang sedang duduk tenang sambil memakan humberger. Akhir-akhir ini musim sangat hangat meski masuk di musim dingin. Meski begitu pria itu hanya mengenakan jaket kulit untuk menghangatkan tubuhnya.

Araldo. Dia duduk dengan tenang sambil memakan makan siangnya.

Dia lebih memilih makan di bar dengan dekoran kayu yang khas. Persis seperti bar-bar untuk tempat perkumpulan para geng motor.

"Hai, Tuan," sapa salah satu pelayan wanita.

Sedari tadi pelayan wanita itu memperhatikan Araldo dari kejahuan. Dia sangat tertarik dan ingin mendekati Araldo dengab cara apapun. Dan sampailah di sini saat ini.

"Mau minum?" tanya pelayan wanita itu sambil berdiri tepat di samping Araldo dengan sangat dekat.

Bahkan tangan kiri pelayan wanita itu sudah melingkar di pundak sang empunya. Araldo hanya fokus dengan makan dan minumnya, menatap ke depan tanpa arah.

"Berhentilah, dan enyalah!" sarkas Araldo lirih.

Mendengar Araldo mengusirnya, pelayan wanita itu dengan berat hati harus menurut. Ayolah, Araldo pelanggan. Dia tidak mau membuat masalah dengan pelanggan dan berujung dipecat.

Sepeninggalan wanita pelayan itu, Araldo melihat sosok yang di kenalnya. Sosok wanita yang sudah sering dia jumpai. Gia!

Gia mengenakan stelan casual dengan jeans dan di balut jaket kulit untuk menghangatkan tubuhnya. Namun perpaduan outfit Gia, masih menimbulkan kesan seksi dan kuat.

"Apa kau sudah lama?" tanya Gia setelah duduk di bangku depan Araldo.

Araldo memandang Gia dengan tatapan rumit. Namun hanya sejenak. Mungkin seperkian detik, dan beralih ke tampangnya seperti biasa.

"Tidak! aku baru saja juga sampai di sini," jawab Araldo.

Gia masih menengok ke kanan dan ke kiri seolah memastikan sesuatu. Sedangkan Araldo hanya mengamati Gia dalam senyapnya.

BLACK CINDERELLA | ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang