Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌹🌹🌹
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chapter 139 | Heart To Heart
Hampir satu jam lebih telah berlalu.
Aura dan Beatrice sudah menyelesaikan story telling-nya. Kini Aura berjalan untuk kembali ke ruangan dimana suaminya terbaring di sana.
Segala macam pikiran berlalu lalang di otak kecil miliknya itu. Aura kembali memikirkan semuanya.
"Harusnya aku tidak terlalu berpikiran yang impulsif seperti ini. Apapun dia, siapapun dia, dan bagaimanapun dia, dia adalah suamiku. Aku sudah menikahinya dan mengucap janji suci."
"Sebaik dan seburuk apapun dia, aku harus menerimanya."
Aura bergumam dengan dirinya sendiri dalam hati. Dia memang merasa terlalu sensitif akhir-akhir ini. Meskipun Aura syok dan sulit untuk menerima kenyataan, dia harus berusaha untuk menerimanya.
Menerima segala sesuatu yang ada di diri Andru. Baik baik atau buruk dari suaminya itu.
Aura berjalan menuju bangsal pribadi Andru. Membuka pintu, seketika netranya menangkap beberapa sosok yang dia kenal.
"Andru, ada apa?" Aura bertanya tatkala melihat beberapa anak buah Andru sedang membersihkan ruangan. Sedangkan Andru berdiri dan berbincang singkat dengan dokter Dylan.
Andru melihat istri mungilnya itu sedang berjalan ke arahnya. Aura yang sudah menampakkan buncitnya, mengenakan long dress dan coat tebal, tak lupa sepatu flatnya. Sungguh menggemaskan.
Andru menyuruh seluruh anak buahnya untuk pergi dari ruangan. Dia ingin berdua saja dengan istrinya.
"Kita akan pulang." Andru menjawab pertanyaan Aura. Masih dengan wajah yang datar.
Andru memang tak tahu cara untuk berekspresi.
"Apa? Tetapi lukamu belum sembuh. Bagaimana bisa kamu memutuskan untuk pulang?"
"Tenang saja, aku bisa melakukan pengobatan berjalan." Andru mendekat ke Aura dan berbisik, "lagi pula kalau kau ada di sampingku, aku yakin pasti akan cepat sembuh."
