Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌹🌹🌹
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chapter 91 | Posisi Yang Membahayakan
Krieekkttt ...!!!
Bugh!
Tubuh laki-laki terkapar begitu saja di tanah.
"Apa kau harus membunuhnya?" desis Araldo.
Gia melirik Araldo sejenak lalu memutar bola matanya dengan jengah. "Tentu saja! Aku tak mau ambil resiko," jawab Gia santai.
Mendengar jawaban Gia, Araldo menarik sudut bibirnya bahkan tatapan matanya semakin lekat. Sedangkan Gia lebih memilih melanjutkan pekerjaannya. Dia tanpa ragu langsung menyeret tubuh pria yang sudah tak bernyawa itu.
Sreett ...!!
Sreett ...!!
Sreett ...!!
"Ugh ... sial! Kenapa si bajingan sialan ini sangat berat?!" Gia mengutuki mayat yang kini sedang ia seret. Bahkan napasnya sudah mulai terengah-engah sekarang.
Masih sembari menyeret mayat itu, Gia menatap tajam ke arah bajingan lain yang justru dengan santainya berdiri dan menatapnya tanpa tahu malu. "Ck! Hei, brengsek! Apakah kau hanya akan menonton saja? Ughf ... tu ... buh bedebah ini sa ... ngat berat! Hah ... hah ...!!" napas Gia terengah-engah.
Karena, saat ini Gia sedang menyeret tubuh salah satu pengawal yang baru saja dia patahkan lehernya. Seorang diri.
"Itu salahmu sendiri! Kenapa kau harus membunuhnya!?" Araldo hanya menaikan bahunya, seolah tak ingin ambil pusing. Tak mau tahu.
"Benar-benar ... tidak bisa diandalkan! Kalau begitu apa gunanya kau di sini? Kau sama sekali tidak membantuku!" cerca Gia, dan kembali menyeret tubuh besar yang sudah menjadi seonggok manyat itu.
"Haish ...! Benar-benar," desis Araldo yang mendapatkan cacian dari Gia.
Akhirnya Araldo pun ikut membantu menyembunyikan mayat itu, di salah satu sudut halaman mansion.
