Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌹🌹🌹
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chapter 76 | The Devil Has Risen!
Masih dengan wajah yang gahar, dingin, dan mematikan, Andru duduk di bangku tengah mobil kebesarannya. Kaki yang menyilang dengan gagah serta kebiasaannya yang sedang dalam mode monster! Memainkan cincin perak dengan ukiran epik yang bersemayam di tangan telunjuk kanannya.
Andru menatap nyalang pemandangan di luar yang gelap dan sedikit sepi. Karena jam masih menunjukkan pukul tiga lebih dini hari. Bahkan kini ada sedikit rintik hujan di sela-sela gelapnya pagi buta.
Hingga mobil Andru yang membelah jalan, sampailah di sebuah pelataran gudang yang kosong. Rombongan mobil Andru berhenti dengan jajaran yang epik sehingga menimbulkan efek kabut tipis menyelimuti mereka, seolah membawa berita yang mencengkam.
Andru yang di dalam mobil melihat sudah ada segerombolan anak buahnya di depan gudang dan seorang pria yang terikat sedang tertunduk yang bertumpu dengan lututnya. Seketika mata gelap serigala Andru menggelap.
Salah satu pengawalnya membukakan pintu mobil, dan dengan gagah disertai aura hitam, Andru keluar. Andru melangkah keluar dengan memakai sarung tangan hitamnya dengan elegan, yang tadi sempat dilepasnya di dalam mobil saat perjalanan.
Andru menatap lekat pria dewasa yang menjadi pelaku percobaan pembunuhan istrinya itu beberapa jam yang lalu. Dengan tatapan tajamnya Andru semakin melangkah dengan ganas.
Setiap inci langkah Andru mendekat, pria yang sudah menjadi tawanan itu merasakan hawa membunuh yang semakin tajam. Hari yang masih gelap, tempat yang sepi dan terpencil, lampu gudang dan jalan yang hanya beberapa itu berkedip-kedip, ditambah kabut-kabut yang menyelimuti udara saat itu menggiring Andru mendekat. Seperti malaikat maut!
Dengan langkah yang tajam, Andru mengeluarkan sebuah pisau lipat miliknya yang dia simpan di balik jasnya.
Dengan sekali hentakan Andru membuka pisau lipat itu dengan satu tangan.
Tepat saat sudah berada di tempat pria itu, tanpa basa-basi Andru merobek mulut pria yang sudah berani mencelakai istrinya.
