25 Agustus 2021
•••
"Kamu ini ngapain sih? Cekrek sana cekrek sini? Kayak enggak ada kerjaan lain aja." Baskoro menatap seorang wanita yang asyik berselfie ria sekilas, setelahnya wajah pria yang datar itu menatap macbook-nya.
Si wanita terkikik geli. "Ya gak papa, iseng aja." Ia berhenti berselfie dan menatap Baskoro. "Selfie bareng yuk?"
"Aku lagi kerja ...." Baskoro mendengkus pelan. "Kamu ke tempat lain aja sana, suaranya ganggu banget!"
"Ish, dasar Baskom pelit!" Wanita itu memanyun sejenak, tetapi ceria lagi layaknya kekanak-kanakan. "Ayo dong selfie bareng!" Ia duduk di samping Baskoro dan mulai mengangkat ponselnya ke atas, memastikan mereka berdua masuk kamera. "Baskom! Say cheese!"
"Aku lagi kerja! Astaga kamu ini!"
Si wanita merengek. "Baskom, say cheese!"
"Argh, tanganku!" Wanita itu mencengkeram tangan Baskoro keras, memaksanya. "Argh!"
Sakit, sakit sekali!
"Say cheese, Baskom! Baskom!"
Mata Baskoro terbuka tiba-tiba karena rasa sakit itu hadir di dunia nyata, napasnya terengah seraya menatap ke samping di mana ada dokter memegangi tangannya yang baru saja dilepas infus dari sana.
Baskoro mendengkus. "Kok saya bangun, sih? Kamu harusnya hati-hati jadi saya gak bangun!" Baskoro mengomel, kesal karena dibangunkan. "Saya udah susah-susah tidur nyenyak lho!"
Sang dokter mendengkus diam-diam, sejujurnya dia kesal, Baskoro ini mengulur waktunya untuk alasan menidurkan diri agar saat infus dilepas tak terasa apa-apa. Ia juga sempat bilang ingin dibius saja dan sang dokter merasa ini sudah lebai banget, dia mana bawa, harus ke rumah sakit dulu jadinya, tetapi ia bersyukur sih si pria malah berdalih takut suntik lagi. Memang Baskoro orangnya ribet.
"Maaf, Pak." Namun, sebagai dokter yang baik, bagaimanapun pasiennya--walau ia yakin spesies macam Baskoro rada langka--ia akan sabar menghadapi. "Tapi ... rasa sakitnya sebentar, kok. Saya lepas tangan saya--"
"Eits, nanti dulu! Tunggu dulu! Darahnya entar bocor, saya tuntut kamu!" Ia memutar bola mata malas, jujur harusnya yang dituntut Baskoro karena membuat waktu makin panjang.
Dokter tak sebebas itu, lho.
"Sudah tidak apa-apa, Pak. Lihat." Si dokter melepaskan tangan Baskoro yang diperban, dan Baskoro memekik lebai, tetapi terdiam kemudian.
"Oh iya dah gak kenapa-kenapa, ya. Kamu memang profesional!" Baskoro memuji, tersenyum lebar ke pria dokter itu dan si dokter agak bangga sekarang. "Mau jadi dokter pribadi saya, gak?"
Eh ... menghadapi pasien begini setiap jadwal? Oh astaganaga!
"Dokter pribadi keluarga Uzait, bayarannya lumayan lho." Ia kenal keluarga ini, salah satu keluarga terkenal karena kekayaannya dalam bidang industri hiburan. Kalau bayarannya lumayan begini, menghadapi orang seperti ini keknya boleh-boleh saja.
Hm ....
"Boleh, nanti kita bicarakan Pak, saya ada urusan sehabis ini."
Baskoro mengacungkan jempol. "Sip! Makasih ya, Dok."
"Baik, Pak. Sama-sama dan selamat siang!" Sang dokter pun pergi, Baskoro masih tersenyum hingga ia menghilang dari hadapannya.
Dan kemudian, si pria mengambil ponsel, mulai berpose dengan kamera HD dan memperlihatkan tangannya yang diperban hasil infus. Tanpa caption. Sengaja agar orang komentar bertanya-tanya apa yang terjadi. Jika bawahannya kebanyakan pasti tahu keadaan Baskoro, tetapi orang lain pastinya akan memberikan perhatian mereka.
Baskoro menjawab dia hanya dirawat karena demam biasa, sudah membaik, berterima kasih atas doa-doa mereka semua.
"Whoa, udah lima ratus likes plus enam puluh komentar!" Rekor muri untuk foto yang baru diunggah! Yay!
Baskoro masih menatapi ponselnya dengan bahagia sampai ia teringat satu hal yang membuatnya terdiam.
Mimpinya ....
Atau lebih tepatnya, ingatan masa lalunya.
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA DAN DUA BOCIL KEMBARNYA [B.U. Series - B]
Romantizm18+ Baskoro Ubait, aka Baskom, adalah makhluk berspesies duda, dengan dua bocil kembar pengantinnya yang imut tiada duanya. Baskom hobi selfie, badannya gemoy (dilarang menyebut gembrot), berisi gitu (tulang ya, bukan lewmawk, katanya), tidak sixpac...