30 September 2021
•••
"Ma-maaf ...." Dan Shafa dengan sangat malu berkata.
"Bu-bukan, saya yang harusnya minta maaf. Jadinya mereka ... salah sangka." Baskoro berdeham, menetralkan rasa malunya yang setingkat dewa. Baskoro rasanya ingin menempeleng si penegur yang asal jeblos tadi, tetapi ia sadar ada anak-anak dan itikad buruk tak seharusnya ia lancarkan.
Namun mulut pria tadi memang lambenya harus diberi pelajaran, kurang ajar di hadapan anak-anak. Tukang asal jeblak bak ibu-ibu rumpi tanpa rem.
Baskoro menatap anak-anak yang masih cengo seakan tak memahami apa yang barusan terjadi. "Dia ... dia tadi cuman salah sangka, Sayang-sayangku! Anu, ayo makan lagi, atau Papi yang makan makanan kalian nih?"
Dan mereka pun makan lagi seakan tak terjadi apa-apa, meski wajah mereka bahagia karena keduanya blushing. Pasti di mabuk cinta pikirnya. Baskoro melirik Shafa yang mulai makan lagi, tersenyum kecut sebelum akhirnya memakan miliknya sendiri.
Niat ingin memberitahu kalau tak sengaja rambutnya dibuat pink karena si kembar ingin dirinya disukai sang guru, malah disangka ciuman. Orang mana yang tak akan canggung akan hal itu? Padahal keduanya berusaha untuk tidak canggung sedari tadi. Padahal dulu Baskoro ingat ia dan Shafa selalu biasa-biasa saja, tetapi semakin dekat kenapa semakin aneh sih?
Mengherankan.
Hubungan mereka sebenarnya sangat ambigu, Shafa akan menjadi ibu dari anak-anaknya, tetapi bukan berarti jadi istrinya, kemudian pagi tadi juga ada adegan peluk-pelukan, dan mengakui diri sebagai teman. Mustahil rasanya Shafa baru ditinggalkan Juan, tetapi masa ke hati lain? Tidak, tidak, kemungkinan besar karena mereka adalah laki-laki dan perempuan yang saat ini dijodoh-jodohkan ... biasanya pasti ada rasa malu-malu meski tak bermaksud demikian.
Intinya, semuanya jadi memusingkan.
Makan dengan tenang meski kadang bercanda sedikit-sedikit karena kecanggungan, akhirnya mereka selesai dan usai Baskoro membayar mereka kembali ke mobil. Siap sedia mengantarkan Bu Shafa pulang beserta anak-anak kemudian terakhir Baskoro dan anak-anaknya.
"Makasih ya, Pak Baskoro." Shafa yang keluar mobil tersenyum ke arah Baskoro dengan malu-malu.
"Bukan masalah, Bu. Saya juga terima kasih." Meski canggung, tetapi rasa bahagia karena anak-anak semakin bahagia tak terbendung tentunya. Keduanya sadar hal konyol yang mereka canggungkan kemudian hingga akhirnya keduanya tertawa. "Kami pulang dulu."
"Iya, hati-hati di jalan!" Shafa melambaikan tangan ke mereka.
"Dadah, Bu!" Anak-anak melambai balik.
"Dah, Anak-anak!" Mobil pun mulai berjalan menjauh meninggalkan Shafa bersama perasaan berbunga-bunga seperti biasa.
Obat sakit hati ini ... mungkin akan membuat Shafa sedikit demi sedikit terobati.
Baskoro pun mengantar teman-teman Tia Tio ke rumah masing-masing sebelum akhirnya ia pulang ke rumahnya sendiri bersama si kembar. Saat masuk, mereka disambut sang kakek yang asyik menonton televisi sambil mengemil.
"Mentang-mentang gak ada kerjaan, ya?" Baskoro langsung menyindir ke pria yang sangat serius menonton drakor itu.
Sang ayah tersadar kehadirannya. "Ck, kamu! Baru pulang bukannya salam, malah dimarahin!" Ayahnya sewot. "Kapan lagi Papah punya waktu begini!" Si kembar dan Baskoro hanya tertawa.
"Iya iya, Pah. Gak ada yang larang kok." Baskoro menghela napas pun duduk di samping ayahnya, masih malas mengganti pakaian atau hal lain, capek.
"Papi, kami ke kamar dulu!" Tia Tio meminta izin, Baskoro menggumam mengiyakan dan mereka pun beranjak pergi bersama tatapan yang bertukar pandang dan sebuah kode yang hanya mereka pahami.
"Heh! Sana kamu mandi ganti baju, bau! Papah udah mandi, entar ketularan bau kamu!" Ayah Baskoro mengusir putranya.
"Elah, Pah. Capek, duduk bentar dululah, tadi abis nganterin temen-temen Tia Tio sama gurunya." Baskoro merengek, meski kemudian tertawa dan tersenyum aneh usai berkata demikian.
Wajah ayahnya menganeh. "Guru yang dimaksud ... yang babies jodohin sama kamu itu?" Baskoro mengangguk. "Wah, apa jangan-jangan kamu ...."
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA DAN DUA BOCIL KEMBARNYA [B.U. Series - B]
Romance18+ Baskoro Ubait, aka Baskom, adalah makhluk berspesies duda, dengan dua bocil kembar pengantinnya yang imut tiada duanya. Baskom hobi selfie, badannya gemoy (dilarang menyebut gembrot), berisi gitu (tulang ya, bukan lewmawk, katanya), tidak sixpac...