27 September 2021
•••
Dan setelah kejadian itu, keduanya diam-diaman. Baskoro berusaha memberikan waktu Shafa untuk menenangkan diri agar tidak terlihat kacau. Karena mau bagaimanapun, setelah ini Shafa masih harus mengajar di kelas.
Shafa menutupi wajahnya, sangat malu sekarang, menangis di hadapan pria yang merupakan wali siswa di kelasnya. Meski niat Baskoro baik, bahkan tak mengejeknya, tentu ada rasa ciut mengetahui apa yang baru saja terjadi.
Ia seperti anak kecil.
Ugh ....
Syukur saja Baskoro tak terlihat keberatan sama sekali, pria itu gentle, bak pahlawan yang memberikan bahu untuknya bersandar. Baskoro ternyata pria baik yang ....
Eh kenapa Baskoro tertawa?
Shafa menatapnya, ia kaget berpikir Baskoro menertawakannya, tetapi dia nyatanya menatap ponsel. Shafa yang bingung dengan penasaran menatap ke arah ponsel Baskoro, apa yang pria itu lihat hingga tertawa.
"Mau liat gak? Ini lucu banget!" Baskoro yang sadar Shafa curi-curi pandang menunjukkan ponselnya ke Shafa, ada video kompilasi kucing di sana, kucing yang ketakutan hanya karena sebuah ketimun, dan beragam tingkah lucu para hewan lain seperti anjing, kelinci, dan lainnya.
Karena kelucuan itu, Shafa tertawa bersama Baskoro dengan ceria. Tak ada lagi kesedihan yang hadir dan rasanya bak beban Shafa terangkat dengan nyamannya, Baskoro yang melihat Shafa tertawa lepas pun ikut senang karena perasaan wanita di sampingnya kembali seperti semula.
Dia lebih cantik kalau tersenyum bahagia, menangis tadi pun tetap cantik, wanita di hadapannya memang cantik.
Baskoro bersyukur wanita ini menjadi ibu anak-anaknya ....
Ugh, Baskoro membuang wajah dari pandangan menatapi Shafa, tidak, ia tak boleh berpikir sejauh itu, memang Shafa adalah ibu dari anak-anaknya tetapi bukan istrinya. Begitu saja.
Bel berbunyi, jelas sekali sudah waktunya untuk memasuki kelas. Keduanya pun saling menatap.
"Kamu harus ngajar kan?" tanya Baskoro, tersenyum. "Udah enakan?"
Shafa mengangguk, perasaannya sangat nyaman dan berbunga-bunga, terlebih Baskoro dan senyum hangatnya. Membuat hatinya luluh. "Iya, terima kasih banyak, Baskoro. Aku permisi ke kelas, ya ...."
Baskoro mengangguk dan berdiri, disusul Shafa. "Semangat, ya, Shafa!"
Shafa tersenyum, semangatnya sudah menggebu dan semakin membara karena Baskoro. "Siap!" Keduanya tertawa. "Dah, Baskoro."
"Dah!" Shafa mulai terbiasa menganggap Baskoro sebagai teman, hingga tak terasa canggung lagi, wanita itu pun berjalan menjauh meski tetap terus melihat ke arah Baskoro sesekali.
Baskoro begitu gentle, tidak seperti Baskoro yang dulu ....
Ugh ... rasa apa ini? Tidak tidak ....
Shafa segera menepis rasa itu dan menstandarkannya ke kadar hanya kagum, sebelum akhirnya menuju ke kamar kecil khusus guru. Ia merapikan diri dulu agar terlihat lebih baik sebelum akhirnya menuju ke kelas dengan perasaan berbunga.
Semua anak yang melihatnya juga ikut bahagia karena perubahan itu, meski Tia Tio CS bingung karena perubahan drastisnya tetapi mereka berpikiran satu hal.
Papi mereka sudah baikan dengan Bu Shafa.
Baguslah, tetapi mereka tetap akan memberikan peringatan bagi Baskoro agar tidak macam-macam dengan Bu Shafa lagi, mereka tak ingin kehilangan calon Mami mereka karena kekonyolan ayah mereka. Malam ini Baskoro akan mereka beri pelajaran.
"Keknya udah deh enggak perlu, lagian hubungan Papi sama calon Mami kalian udah baik-baik aja kan?" Kadita mencoba menahan teman-temannya, di antara mereka hanya Kadita yang berpikiran lain karena masih ragu dengan teman-temannya saat ini.
"Udah, gak papa deh, pokoknya malam ini Papi bakal kena!" Kadita hanya bisa menghela napas karena si kembar menulikan diri dari sarannya.
Terserahlah ....
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA DAN DUA BOCIL KEMBARNYA [B.U. Series - B]
Romans18+ Baskoro Ubait, aka Baskom, adalah makhluk berspesies duda, dengan dua bocil kembar pengantinnya yang imut tiada duanya. Baskom hobi selfie, badannya gemoy (dilarang menyebut gembrot), berisi gitu (tulang ya, bukan lewmawk, katanya), tidak sixpac...